"Kalau misalnya malam hari cuaca cenderung dingin, di paru-paru ada saluran nafas, di saluran nafas itu ada salah satu reseptor yang namanya reseptor dingin," tutur dr. Wahyuningtyas.
"Kalau misalnya malam hari itu, apalagi ada yang sensitif sama reseptor dinginnya itu misalnya ada bakat asma atau bakat alergi, sensor saraf itu mudah terinduksi atau terangsang. Sehingga menyebabkan saluran nafasnya menyempit," jelasnya.
Selanjutnya, dr. Wahyuningtyas mengatakan, saat malam hari banyak yang mengalami gejala batuk-batuk dan sesak napas. Maka dari itu jika tidak mendesak disarankan untuk tidak beraktifitas di malam hari.
Namun, jika harus mencar nafkah di malam hari, setidaknya proteksi diri dengan menggunakan maser dan baju yang hangat agar reseptor dinfin pada paru-paru tidak mudah terangsang.
Baca juga: Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Cara dan Syarat Daftar CPNS 2024 untuk Lulusan SMA
"Nah, makanya di malam hari itu banyak yang terdapat gejala mislanya batuk-batuk, sesak nafas begitu ya. Makanya untuk aktifitas, kami sarankan pun kalau seandainya tidak begitu mendesak atau tidak begitu penting, sebaiknya aktifitas dilakukan memang pada siang hari dibandingkan di malam hari," ujarnya.
"Tapi kalau memang terpaksa sekali, misalnya untuk mencari nafkah di malam hari, setidaknya diproteksi. Selain masker, juga dengan perlindungan memakai bajunya yang hangat-hangat, supaya reseptor untuk dinginnya itu yang diparu-paru, di saluran napas tidak mudah terangsang." pungkas dr. Wahyuningtyas.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Wahyuningtyas Rahayu Sp. P, seorang dokter spesialis paru dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
(TribunHealth.com/PP)