Akibat Ejakulasi Dini adalah Mandul atau Kesulitan Memiliki Anak

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Melia Istighfaroh
Akibat Ejakulasi Dini adalah Mandul atau Kesulitan Memiliki Anak

TRIBUNHEALTH.COM - Ejakulasi dini adalah kondisi di mana seorang pria mengalami ejakulasi sebelum dia atau pasangannya menginginkannya.

Kondisi ini dapat memiliki berbagai dampak, baik fisik maupun psikologis.

Faktor psikologis seperti kecemasan, stres, atau tekanan kinerja dapat memengaruhi baik tingkat ereksi maupun kemampuan untuk mengontrol ejakulasi.

Pria yang cemas atau stres mungkin mengalami kesulitan mempertahankan ereksi atau mengalami ejakulasi dini.

Baca juga: Kebiasaan Makan yang Baik untuk Kontrol Gula Darah, Penderita Diabetes Simak Ini

Beberapa kasus ejakulasi dini dapat terkait dengan kondisi fisik tertentu, seperti peradangan prostat atau gangguan saraf.

Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kontrol otot dan sensasi, yang dapat memengaruhi ejakulasi dan ereksi.

Namun, apakah sobat sehat sudah tahu berapa fase ereksi?

ilustrasi fase ereksi (freepik.com)

Ya, dr. Binsar menyampaikan bahwa fase ereksi ada 4.

Pertama, tipe pertama seperti tape.

"Tipe satu itu seperti tape, loyo letoy juga cuma membesar," tutur Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Kedua, seperti isi pisang.

"Isi pisang, dia lebih keras tapi lembek," ungkapnya.

Baca juga: Ucapan Selamat Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 untuk Keluarga, Teman hingga Rekan Kerja

Ketiga, seperti sosis dimana lebih keras.

Selanjutnya yang terakhir atau yang keempat merupakan paling hebat dan paling keras adalah seperti mentimun.

Rupanya banyak sekali para pria yang mengingingkan ereksi seperti mentimun.

Namun jangan salah ya sobat sehat, istilah mentimun merupakan suatu terminologi tingkat kekerasan penis yang seperti mentimun.

Penting diketahui, akibat dari ejakulasi dini rupanya tidak bisa dianggap sepele.

dr. Binsar mengatakan, akibat dari ejakulasi dini pasti seorang pria mengalami infertil alias mandul atau kesulitan dalam memiliki anak.

"Nah, nanti yang terjadi apa? mertuanya, orang tuanya terutama pada pasangan yang baru menikah ngomel lah 'kapan punya anak', 'kapan hamil'.

Nah itu dia ya," sambung Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Baca juga: Tahun Depan Fotokopi KTP Tak Berlaku Lagi, Terhitung Mulai 1 Januari 2024

Halaman
12