"Tapi saya enggak tahu persis pihak keluarga," sambungnya.
Menurut informasi yang didapatkan Agus, bocah itu meninggal pukul 03.30 WIB.
Namun, hingga beberapa jam kemudian, jenazah tak juga diantar ke rumah.
Ternyata, korban harus menjalani visum luar lantaran didapati indikasi kematian yang tak wajar.
"Tadi info meninggal tadi pagi jam setengah 4 dari pihak keluarganya." ujarnya.
"Ditunggu 2 jam kok jenazah belum sampai rumah, kami telpon Babinkatibmas, terus beliau, siap saya tak menghubungi rumah sakit sama Polsek Semarang Timur," sambungnya.
Ia mengungkapkan, korban yang masih duduk di kelas 6 SD itu tinggal dengan ayah, ibu dan kakak laki-lakunya yang berusia 18 tahun.
"Tinggal sama orangtuanya sama anaknya dua. Korban kelas 6 SD," ujar dia.
Baca juga: Double Chin Tak Menunjukkan Suatu Penyakit, dr. Caryn: Tanda Kelebihan Berat Badan
Iformasi tersebut didapatkan dari sanak keluarga yang menunggu korban di tempat tinggal.
Beberapa hari terakhir, ia mendengar bahwa korban mengalami sakit demam.
"Yang pertama ngasih tahu mase bapak korban, orangtuanya di rumah sakit nunggu di sana. Meninggalnya sakit panas katanya," tuturnya.
Padahal, sebelumnya anak itu terlihat masih bermain sepeda dengan teman-temannya di lingkungan sekitar.
"Kemarin sepedaan listrik sama teman-temannya. Main biasa gitu, 3 hari sebelumnya." katanya.
"Sempet tanya 2 hari lalu sakit, jarang kelihatan," ujar dia.
Pantauan Kompas.com, rumah duka sudah dipadati para tetangga yang melayat di sana.
Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait kasus itu.
Polisi menemukan indikasi, diduga anak itu mengalami pelecehan seksual.
Baca juga: Bukan Desahan, dr. Binsar Sebut Ini 3 Tanda Orgasme pada Wanita
"Dari dokter dilakukan pemeriksaan, ada perubahan bentuk di dubur dan sobek di selaput vagina." terangnya
"Bisa dimungkinkan seperti itu (tidak wajar). Kemungkinan seperti itu (luka di kemaluan)," sambung Kapolsek Semarang Timur, IPTU Iwan Kurniawan.
Hingga kini kasus meninggalnya bocah SD itu masih diselimuti tanda tanya soal penyebabnya.
(TribunHealth.com)