TRIBUNHEALTH.COM - Demam berdarah atau dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus.
Demam berdarah disebabkan oleh empat jenis virus dengue yang berbeda: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Nyamuk yang terinfeksi virus ini dapat mentransmisikannya kepada manusia melalui gigitannya.
Gejala demam berdarah meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala parah, mual, muntah, ruam kulit, dan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Pada beberapa kasus, penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah berat yang dapat menyebabkan perdarahan internal, syok, atau bahkan kematian.
Baca juga: BLT EL Nino Disalurkan Dua Bulan Sekaligus November-Desember 2023, Begini Panduan Dapat Rp 400 Ribu
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, DBD merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia.
Pada 2022, tercatat sebanyak 1,1 juta kasus DBD di Indonesia.
Angka ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan pengendalian nyamuk Aedes aegypti.
Salah satu metode pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang sedang dikembangkan adalah menggunakan nyamuk Wolbachia.
Mengenal nyamuk Wolbachia
Dilansir dari laman Kompas TV, nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia.
Baca juga: Hujan Deras di Gaza Membuat Pengungsi Khawatir, Kasus Diare di Gaza Terus Meningkat
Bakteri Wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan pada berbagai jenis serangga, termasuk nyamuk.
Bakteri Wolbachia dapat menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Hal ini menyebabkan nyamuk Wolbachia tidak dapat menularkan virus dengue ke manusia.
Lantas, seberapa efektif nyamuk Wolbachia dalam mencegah DBD?
Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD secara signifikan.
Penelitian di Yogyakarta menunjukkan bahwa kasus DBD di Yogyakarta dapat diturunkan sebesar 77 persen setelah nyamuk Wolbachia dilepaskan.
Baca juga: WhatsApp Rilis Fitur Baru Voice Chat untuk Grup Besar, Seperti Apa? Cek Sekarang Juga
Penelitian lain di Australia menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD sebesar 80 persen.
Pemerintah Indonesia telah melakukan implementasi nyamuk Wolbachia di beberapa kota, termasuk Yogyakarta, Semarang, dan Denpasar.
Implementasi nyamuk Wolbachia dilakukan dengan cara melepas nyamuk Wolbachia di lingkungan masyarakat.