Trend dan Viral

Akibat Tak Aktifkan M-Banking, Nasabah Kehilangan Rp 25,6 Miliar karena Ulah Karyawan Tetap Bank

Penulis: dhiyanti.nawang
Editor: dhiyanti.nawang
Akibat Tak Aktifkan M-Banking, Nasabah Kehilangan Rp 25,6 Miliar karena Ulah Karyawan Tetap Bank

TRIBUNHEALTH.COM - Kembali terjadi kasus pembobolan rekening nasabah bank.

Mirisnya, pembobolan ini dilakukan oleh karyawan tetap bank sendiri.

Terbukti empat karyawan tetap bank di Batam, Kepulauan Riau meraup Rp 25 miliar lebih dari rekening nasabah.

Lantas bagaimana hal ini bisa terjadi?

Akhirnya polisi mengungkap pembobolan rekening nasabah yang dilakukan karyawan bank di Batam, Kepulauan Riau dengan kerugian total mencapai Rp 25, 6 miliar.

Adapun keempat karyawan ini berinisial MI, SQ, HS, dan KS yang bekerja di dua bank berbeda.

Diketahui jika mereka bertuga di bagian layanan pelanggan, operator, dan masketing.

Baca juga: PANDUAN Pencairan Bansos BPNT November Desember 2023, Klik Link Ini

”Dari Bank X tersangka MI berhasil menggasak uang nasabahnya hingga mencapai Rp 13,2 miliar.

Sedangkan dari Bank Y tersangka SQ, HS dan KS berhasil membobol rekening nasabahnya hingga mencapai Rp 12,6 miliar, sehingga total seluruhnya Rp 25,6 miliar,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Kombes Nasriadi saat ditemui di Mapolda Kepri, Jumat (10/11/2023).

Melansir TribunJatim.com, untuk melancarkan aksinya, para tersangka hanya membobol rekening nasabah yang tidak memiliki SMS banking dan aplikasi mobile banking.

Bahkan nasabah yang menggunakan auto debit pada awal dan akhir bulan juga menjadi incaran pelaku.

“Mereka ini dengan leluasa menjalan aksinya, karena para tersangka ini karyawan tetap, sehingga para korban sama sekali tidak menaruh curiga dengan para tersangka ini,” tambah Nasriadi.

Pembobolan dana nasabah ini sudah dilakukan lebih dari satu tahun.

Baca juga: Berantas Pinjol Ilegal, OJK Pastikan Satgas Bakalan Terus Tutup Fintech P2P Lending Ilegal

Uang hasil curian dipindahkan ke rekening penampung yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

“Mereka ini berkomplotan, jadi satu sama lainnya saling terkoneksi, dan korbannya juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia, mulai di daerah Jawa, Sumatera dan beberapa daerah lainnya,” jelas Nasriadi.

“Untuk penampung uang tersebut, rekeningnya sudah diketahui dan saat ini masih dalam pengejaran personel Ditreskrimsus Polda Kepri,” tegas Nasriadi.

Nasriadi enggan mengungkap nama bank yang dibobol komplotan ini.

Dia berdalih, penyebutan nama bank bakal menimbulkan keresahan masyarakat.

“Yang jelas kasus ini terus kami kembangkan, dan kami minta kepada masyarakat untuk selalu mengecek uang mereka di Bank manapun, bila perlu yang tidak memiliki aplikasi mobile banking dan SMS banking, bisa segera mendaftarkannya, agar aktivitas uang masuk dan keluar bisa terpantau si pemilik tabungan,” pungkas Nasriadi.

Sebelumnya, Priority Banking Officer salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, membuat 41 kartu kredit dengan identitas palsu.

Halaman
12