Pihak rumah sakit terpaksa mematikan generator karena cadangan bahan bakar sudah habis.
Lebih parahnya lagi, kompleks Al-Shifa menjadi sasaran penembak jitu Israel.
Hal itu membuat orang-orang di dalam rumah sakit tidak bisa bergerak bebas.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Muhammad Abu Salmiya mengatakan, salah satu staf medis bahkan terbunuh saat mengurus bayi dalam inkubator.
Ia menggambarkan situasi saat ini merupakan detik-detik terakhir menuju kematian.
"Kita hanya beberapa menit lagi menuju kematian," kata Salmiya.
Sebagai informasi, Al Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.
Selain merawat pasien, rumah sakit tersebut juga berfungsi sebagai tempat berlindung warga sipil.
Israel berusaha menyerang Al Shifa karena dicurigai terhubung dengan terowongan bawah tanah Hamas.
(TribunHealth.com, TribunTrends.com, TribunVideo.com)