TRIBUNHEALTH.COMĀ - Osteoporosis memang umumnya dialami oleh orang yang sudah memasuki usia lanjut.
Kasus otseoporosis di Indonesia apakah cukup tinggi?
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, dr. Ray Hendry menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com.
"Ini yang susah, karena osteoporosis itu kan tidak bergejala sebenarnya. Jadi, banyak orang yang sebenarnya sudah mulai osteoporosis atau bahkan sudah osteoporosis itu ga merasakan apa-apa," kata dr. Ray Hendry
Baca juga: Susah Payah Kumpulkan Uang & Gaji Tak Seberapa Buat Nikahi Fitri Sandayani, Mustofa: Habis Rp45 Juta
Biasanya orang Indonesia kalau gak ada apa-apa, manalah mereka mau periksa. Kalau kita mau priksa nih ya sebenarnya, wanita, coba deh di Indonesia berapa juta wanita usia menopause semuanya kita periksa, pasti ketemunya banyak,
Cuma, karena tidak bergejala, orang cenderung 'sehat-sehat aja kok, ngapain ke dokter? ngapain periksa' gitu," lanjuutnya
Sehingga kasus osteoporosis di Indonesia tidak terdeteksi.
Maka dari itu, banyak yang mengalami osteporosis, namun sangat disayangkan kurang menyadarinya.
Baca juga: Bagus Tidak Sih Olahraga di Tengah-tengah Polusi Udara Seperti Ini?
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan osteoporosis?
"Secara gampang ya, memang pengeroposan tulang ya. Kadang orang itu susah membedakan antara osteoporosis, osteoarthritis, dan osteo-osteo lain. Bahkan banyak orang yang cuma menyebut osteo aja. Dokternya jadi bingung yang dimaksud yang mana nih,
Osteo itu kalau bahasa latinnya, artinya tulang. Kalau pororisi, secara gampang porosis berarti keropos. Singkatnya sih begitu aja. Jadi osteoporosis adalah kejadian dimana penampang tulang yang tadinya rapet jadi renggang karena berbagai hal," lanjut dr. Ray Hendry
Baca juga: Konsumsi Minuman Herbal di Waktu Ini, dr. Zaidul Akbar: Sesuai Al-Quran
Bila sudah ada pengeroposan berarti tulang sudah rapuh?
"Iya. Jadi bahayanya karena tulangnya keropos, kalau misalnya terjadi trauma seperti jatuh, kecelakaan atau apa, tulangnya jauh akan lebih mudah patah," imbuhnya
Karena, penampang tulang yang mulanya padat dan bisa menerima benturan, tetapi dikarenakan renggang, maka sekali benturan tulang akan mudah patah.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com, bersama dengan dr. Ray Hendry, Sp. OT, Seorang dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dari RS St. Carolus.
(TribunHealth.com/PP)