Siswinya tak berhenti menangis dan dirundung kecemasan.
"Dia juga terus merasa bersalah meski sudah menjalankan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP) pusat perbelanjaan tempatnya magang. Selain itu, malu dan takut ketemu orang," katanya, Selasa (5/9/2023).
Juni mengungkapkan, karena trauma, siswi itu sampai ingin berhenti magang.
Mendengar keinginan tersebut, pihak sekolah berupaya memotivasinya.
Ditugaskan di back office
Manajemen pusat perbelanjaan turut membantu siswi itu agar bisa menuntaskan program magang.
Yakni, dengan menempatkannya di bagian back office.
Sebelumnya, siswi itu ditugaskan sebagai pramuniaga.
"Siswi kami motivasi. Saat ini, dia sudah mulai tenang. Dia kembali magang sejak Sabtu, kemarin. Instansi Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) setempat menangani dan mendampingi siswi kami," ungkapnya.
Ia menjelaskan, siswi yang dihardik pelanggan adalah sosok anak baik.
Siswi tersebut juga berbakti kepada orang tuanya.
"Kalau malam, dia sering membantu ibunya berjualan nasi," terangnya.
(TribunHealth.com)