Apakah Nyeri Haid Adalah Hal yang Normal? Simak Kata dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi wanita yang mengalami nyeri haid

TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa wanita mengalami nyeri ketika sedang haid atau menstruasi.

Apakah nyeri haid adalah hal yang normal?

Medical sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com.

"Jadi nyeri haid itu memang sebagaimana seorang wanita mengalami proses yang namanya menstruasi. Maka nyeri haid itu biasanya akan terjadi," ujar dr. Binsar.

ilustrasi seorang wnaita yang mengalami keluhan nyeri haid (parapuan.co)

Baca juga: Ada Berapa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama September 2023?

Nyeri haid itu tidak akan mengganggu fungsi atau siklus hidup, tidak akan mengganggu yang namanya kegiatan.

Tetapi dalam perjalanan waktu ternyata banyak sekali nyeri haid itu munculnya sangat keterlauan. Nyeri haid ini disebut dalam istilah atau terminologi kedokteran namanya adalah Dismenore," jelasnya.

Dismenore dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

Secara umum dismenore adalah atu keluhan dimana adanya nyeri atau kram di daerah perut bagian bawah, dimana rahim itu ada dan bisa menyebar ke punggung bawah sampai ke paha bagian dalam.

Baca juga: Adik Dosen UIN Solo Tepis Pengakuan Pelaku Mengenai Ucapan Korban, Sudah Dibunuh, Difitnah Juga

Biasanya akan muncul 1 atau 2 hari sebelum menstruasi itu terjadi.

"Jadi, ini bisa hilang timbul atau terus menerus. Dan dapat disertai keluhan pencernaan. Seperti perut kembung atau yang namanya muntah ya, sakit kepala, bahkan diare. Itu bisa muncul akibat daripada dismenore atau nyeri menstruasi ini," kata dr. Binsar.

Kita tahu terdapat dua macam nyeri dari dismenore yakni primer dan sekunder.

Kenapa bisa terjadi dismenore?

"Dismenore ini disebabkan oleh kontraksi endometrium atau otot rahim ya. Kan ada pembuluh-pembuluh darah nih di otot rahim itu, maka pembuluh darahnya itu akan mengalami penyempitan," paparnya.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Sarankan Minum Air Serai Sebelum Tidur dan Rasakan Manfaatnya Besok Pagi

Dan apa yang terjadi?

"Sehingga akhirnya supply oksigen ke otot rahim itu berkurang. Itu yang akan menyebabkan yang namanya nyeri. Kalau kita tanya apa penyebab dismenore, maka biasanya promer itu karena mau menstruasi," ujarnya.

Karena kita tahu menstruasi ialah adanya luruhan atau lepasnya endometrium (dinding rahim) dan berwujud darah menstruasi.

" Dia harus kontraksi otot rahim itu, supaya dinding di dalam itu runtuh, lepas dan darah mensnya keluar. Nah, yang kduea ada istilahnya dismenore sekunder. Ini harus hati-hati, ternyata sekunder itu bukan nyeri haid yang biasa. Ternyata di dalam literatur, di dalam kelimuwan atau buku-buku perlu hati-hati," terang dr. Binsar.

Baca juga: Orangtua Perlu Simak! dr. Boyke Beri Penjelasan 5 Cara Mudah Memberi Pendidikan Seks pada Anak

Kenapa?

"Nomor satu disitu ada problem, problem di organ reproduksi wanita tersebut yang mengalami nyeri yang sangat. Nah, perntanyaannya apa bedanya antara nyeri primer dan sekunder? Kalau nyeri sekunder biasanya nyerinya lama, lebih intens, dan tidak hilang-hilang. Jadi setelah menstruasi selesai pun akan terus. Nah, hati-hati di sini," tegasnya.

Pada nyeri menstruasi biasa, nyeri hanya 1 atau 2 hari sebelum menstruasi. Tetapi pada dismenore sekunder, tidak begitu, namun awal menstruasi nyeri baru muncul.

"Jadi beda ya, 1 atau 2 hari sebelum menstruasi, awal menstruasi. Lalu nyeri karena ada problem di organ reproduksi itu biasanya nyerinya sangat ya, lebih intens, lebih kuat dari pada nyeri menstruasi seperti biasa. dan ternyata gak hilang-hilang setelah menstruasinya selesai," pungkas dr. Binsar.

Ini disampaikan pada Channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexologist.

(TribunHealth.com/PP)