Pasalnya, ada obat yang berpotensi mengakibatkan efek samping tertentu pada anak.
"Yang sering terjadi yang yang sangat berbahaya karena beberapa zat tetes mata itu ada yang bisa membuat kerusakan lain di mata pasien, mata anak terutama," tandas dr. Naziya.
Selain balita, konjungtivitis bisa terjadi pada bayi baru lahir.
Kondisi ini terbilang berbahaya karena disebabkan oleh kuman ganas.
"Konjungtivitis ini juga bisa terjadi pada bayi baru lahir baru lahir usia misalnya 3 hari, terus dia lahir lewat pervaginam atau persalinan spontan, terus tiba-tiba kedua matanya merah terus banyak blobok sampai lengket."
"Kalau seperti itu bahaya. Jadi itu konjungtivitis atau belekan yang sangat serius karena penyebabnya kuman yang sangat ganas, nah itu terapinya harus mondok (rawat inap) dan sebagainya. Itu lebih serius karena itu mengancam kebutaan," pungkasnya.
ODNL
dr. Naziya menjelaskan mengenai masalah mata yang bisa terjadi pada anak, utamanya bayi baru lahir.
Kondisi yang dimaksud adalah obstruksi duktus nasolakriminalis (ODNL).
Kasus ODNL biasanya muncul pada bayi setelah lahir hingga berusia beberapa bulan.
Gejala utama dari masalah ini adalah mata bayi terlihat berair satu sisi, padahal bayi tidak sedang menangis.
Selain itu, mata yang berair juga disertai munculnya kotoran.
"Mata bayi saya kok berair terus, nah gitu berair terus banyak bloboknya tapi kok cuma satu mata," katanya ketika menjadi narasumber dalam program Healthy Talk TribunHealth.com.
"Nah, itu biasanya kelainannya itu ke arah obstruksi duktus nasolakriminalis."
Kondisi ini disebabkan oleh tidak terbukanya 'pintu' yang mengeluarkan air mata.
Karena tertutup, maka air mata menjadi berada di area tertentu.
Baca juga: Tak Hanya Kesehatan Mata, Konsumsi Wortel Punya Sederet Manfaat Kesehatan Lain
"Itu penyebabnya karena pada saat lahir, bayi itu harusnya normalnya pintu saluran air mata yang ada di sudut bilik mata."
"Nah pada beberapa bayi itu tidak terbuka. Air mata yang saya maksud disini bukan air mata menangis, tapi air mata lapisan oli mata," tambahnya.
"Karena belum terbuka, jadi air matanya ngecembem, jadi mengumpul gitu. Itu yang membuat mata bayi jadi seperti berair terus tuh, itu yang sering juga itu terjadi."
Kondisi ini terbilang tidak serius karena tidak membutuhkan penanganan khusus.
Biasanya dokter akan memberikan obat tetes tertentu agar kotoran pada mata tidak terlalu banyak dan tetap terkontrol.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan edukasi terkait cara memijat saluran air mata.
"Terus bagaimana cara membersihkan kotorannya gitu sambil kita menunggu dia terbuka salurannya," tambah dr. Naziya.
"Nah, kalau udah terbuka salurannya, nanti keluhan berair di mata bayinya akan hilang," pungkasnya.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)