TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi bisa terjadi selama kehamilan, baik ada riwayat darah tinggi ataupun tidak.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Ketika menjadi narasumber Healthy Talk Tribunnews, dr. Bambang juga menjelaskan jenis-jenis hipertensi pada ibu hamil.
Dia menyebut hipertensi pada ibu hamil ada 3 jenis, yakni hipertensi gestasional, kronis, dan preeklamsia.
Baca juga: Dokter Obgyn Jelaskan Ibu Hamil Bisa Mengalami Hipertensi meski Sebelumnya Tak Punya Riwayat
Hipertensi kronis
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan dan berlanjut saat hamil.
Dalam artian, ibu hamil memang sudah mengalami kondisi ini sebelumnya.
"Kalau hipertensi kronis ini adalah suatu hipertensi yang memang sebelum kehamilan itu terjadi peningkatan tekanan darah," kata dr. Bambang.
"Jadi awalnya sebelum hamil seorang ibu itu mempunyai tensi tinggi kemudian berlanjut sampai dengan persalinan tensinya tetap tinggi, itu dikatakan suatu hipertensi kronis."
Baca juga: Mimisan Parah Tanpa Penyebab yang Jelas? Waspada, Bisa Jadi Tanda Hipertensi
Hipertensi Gestasional
Pada hipertensi gestasional, terjadi peningkatan tekanan darah ibu pada usia kehamilan 20 minggu.
Padahal sebelumnya tekanan darah terbilang normal.
"Hipertensi gestasional jadi yaitu ibu hamil yang memang tensinya itu pada saat sebelum hamil itu normal."
"Kemudian pada usia kehamilan 20 minggu itu terjadi peningkatan tensi tapi tidak disertai dengan gejala-gejala yang lain."
Pada kasus ini, setelah persalinan tekanan darah ibu akan kembali normal.
Baca juga: Waspada, Hipertensi Dapat Merusak Ginjal jika Tak Mendapatkan Penanganan, Simak Penjelasan Dokter
Preeklamsia
Sementara preeklamsia adalah meningkatnya tekanan darah pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu disertai gejala-gejala lainnya.
"Kemudian kalau suatu preeklamsia itu adalah suatu tekanan darah yang meningkat pada kehamilan lebih dari 20 minggu disertai dengan pemeriksaan laboratorium itu adanya suatu gejala preeklamsia," kata dr. Bambang.
"Salah satunya adalah protein urea, ataupun secara klinis kita bisa menemukan misalnya bengkak pada kaki, ataupun pemeriksaan tambahan lain."
"Misalnya pemeriksaan laboratoriumnya itu ada fungsi hati yang meningkat atau fungsi ginjalnya yang meningkat," pungkasnya.
Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD Beberkan Olahraga yang Disarankan untuk Penderita Hipertensi