“Ya saya sebut pak sabar ya, intinya nglendeh (sabar). Penembokan ini merupakan contoh pembelajaran,” bebernya.
Sebelumnya, ketika pihak Bagus Robyanto merelakan tanahnya untuk dilintasi, dia mengaku seyogyanya yang memakai memberikan timbal balik.
Contohnya adalah sopan santun.
“Bisa saat melintas menyapa monggoh, misalnya begitu. Itu yang mungkin hilang. Mungkin tidak terjadi sebegitu,” terangnya.
Sebenanrya kasus ini yang belakang membutuhkan.
Baca juga: PPDB Jakarta 2023 Tahap Kedua untuk SMP, SMA dan SMK Resmi Dibuka Mulai 6-8 Juli, Ini Linknya
Pun yang di depan juga harus dihormati.
“Ketika itu terjadi mungkin ada kesepakatan baru dirundingkan,” urainya.
Menurutnya, ketika warga bertanya apakah bisa dibuka.
Andrea menjawab tergantung para warga.
“Jika tembok dibuka dengan paksa ya susah. Kalau dengan hati. Ndak mungkin kan ingin bermusuhan selamanya. Mudah-mudahan segera sadar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bagus Robyanto warga Ponorogo menutup dengan tembok jalan gang yang sering dilewati warga.
Bukan tanpa sebab, Bagus Robyanto menutup jalan gang yang melewati tanah hak miliknya itu karena kesal dikucilkan warga sekitar.
Jalan tersebut di Jalan Gajahmada yang tembus Jalan Dieng.
Lokasinya berada di antara kafe link dan toko elektronik Gatutkaca.
Masuk Kelurahan Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo.
Sebelumnya, kputusan yang keras disampaikan oleh Bagus Robyanto, pihak yang membangun tembok tersebut.
Bagus Robyanto mengatakan keinginannya untuk tidak akan menyelesaikan masalah meskipun Presiden Jokowi ikut terlibat di dalamnya.
Roby, sapaannya, mengatakan tanah tersebut berstatus tanah milik keluarganya.
Baca juga: Tips Mudah dan Ampuh Atasi Leher Menghitam karena Daki, Gunakan Bahan Alami Berikut
Dia membangun tembokm karena warga sekitar mengucilkan keluarganya setelah Roby menolah memecah sertifikat tanah untuk jalan umum .
Warga RT 01 RW 07, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo itu pun mengaku menolak jika ada pihak yang mencoba memediasi.