TRIBUNHEALTH.COM - Belum lama ini kisah seorang pria berusia 27 tahun menjadi sorotan publik lantaran memiliki berat badan 300 kg.
Usai dua pekan dirawat dirawat di rumah sakit, Muhammad Fajri pria berbobot 300 kg meninggal dunia, Kamis (22/6/2023) dini hari sekitar pukul 01.25 WIB.
Sebelumnya Fajri sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sejak Jumat (9/6/2023).
Dikutip Tribunhealth.com dari laman Bangkapos.com, pria berusia 27 tahun itu telah ditangani 14 dokter dari berbagai bidang keahlian dikerahkan untuk memantau kondisi kesehatannya.
Baca juga: KEREN! Pernikahan Mewah & Megah Crazy Rich Asian di Film Terwujud Jadi Cerita Nyata
Rupanya tak hanya masalah pernafasan saja, yang jadi perhatian dokter adalah banyaknya luka di tubuh Fajri.
Diketahui salah satu penyebabnya karena gesekan yang dialami Fajri saat dia berpindah posisi dengan cara menyeret badannya.
"Pada saat ini yang kami hadapi bagaimana kami menstabilkan dulu apa yang kami terima yaitu pasien dengan kondisi pernafasan jantung dan luka-luka di kulit ini yang harus kita bereskan dulu," ujar Plt Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti saat membeberkan kondisi Fajri di RSCM, Rabu (14/6/2023).
Perjuangan Muhammad Fajir semasa hidupnya
Sebelum dievakuasi dan dirawat di rumah sakit, butuh waktu 2 jam untuk geser badan 3 meter Fajri.
Namun pria obesitas dengan bobot sekitar 300 kg merasa segan jika merepotkan orang sekitar.
Baca juga: Pahami Keamanan Injeksi Glutathione, Tak Ada Glutathione Merk Resmi BPOM di Indonesia
Meski geraknya terbatas karena bobotnya yang besar dan berat, Muhammad Fajri seminimal mungkin untuk meminta bantuan orang lain.
Salah satunya perjuangan Muhammad Fajri saat ingin mandi.
Ia harus menggeser tubuhnya selama 2 jam untuk sampai di teras rumah untuk mandi.
Fajri mandi di teras rumah karena kamar mandinya tak cukup untuk dirinya.
Oleh karena itu pagar di teras rumahnya dibuat tertutup.
Meski aktivitasnya terbatas hanya di dalam rumah karena obesitas yang dialaminya, Muhammad Fajri tak mau sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Fajri selalu berusaha sendiri untuk memisahkan posisi badannya kendati memakan waktu lama.
Hal itu diungkapkan Herman (58) yang tinggal persis di sebelah rumah Fajri di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.
Herman mengatakan bahwa kondisi Fajri kian besar sejak sekira delapan bulan terakhir atau semenjak mengalami kecelakaan motor.
Baca juga: Demam Berdarah Disebabkan oleh Virus, Nyamuk Hanya Sebagai Vektor
"Dia sempat jatuh dari motor, kakinya luka.