Namun pelaku justru malah terbawa emosi saat dihubungi kuasa hukum Aurel Hermansyah.
Aurel Hermansyah menuturkan, sang pelaku telah mengakui perbuatannya.
Namun ia membela diri karena merasa masih banyak orang yang menghina Ameena di sosial media.
Baca juga: Kapal Rombongan Hajatan Pernikahan Tenggelan di Sungai, 103 Orang Meninggal Secara Mengenaskan
"Kemarin lawyer sudah ngehubungi ibu itu, tapi ibunya malah marah-marah."
"Ya maksudnya bilang, 'Kenapa cuma saya, banyak kok yang ngatain'," ungkap Aurel Hermansyah.
Bahkan, Aurel Hermansyah mencoba untuk menghubungi sang pelaku sendiri.
Hanya saja, saat dihubungi Aurel Hermansyah, pelaku justru enggan berbicara.
"Aku udah coba ngasih kesempatan sekali lagi sama lawyer-ku, tapi pas ditelepon dia enggak mau ngomong," tutur Aurel Hermansyah.
Sebenarnya, Aurel Hermansyah hanya ingin itikad baik dari sang pelaku untuk meminta maaf.
Jika pelaku telah meminta maaf, Aurel Hermansyah akan berhenti melanjutkan proses hukumnya.
"Sebenernya cuma pengin dia minta maaf aja, kalau dia mau minta maaf enggak mungkin akan sepanjang ini," ujar Aurel Hermansyah.
Atta Halilintar sendiri awalnya mendiamkan sang pelaku saat menghina anaknya.
Namun semakin ke sini sang pelaku justru semakin nantang Atta Halilitar dan Aurel Hermansyah.
Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Kumur Saat Produksi Saliva atau Air Liur Berkurang? Ini Tanggapan Dokter
"Kalau sekali sampai tiga kali dia ngomong gitu enggak apa-apa, tapi ini tiap hari lho, di-DM nantangin, 'Coba tangkap saya'," ungkap Atta Halilintar.
Sementara itu Atta Halilintar menyinggung etika sang pelaku yang menghina anak berkebutuhan khusus (ABK).
Atta Halilintar menuturkan, anak berkebutuhan khusus pun tak boleh dihina oleh siapapun.
Sebab anak berkebutuhan khusus disebut sudah dijamin surga oleh Sang Pencipta.
"Sebenernya anak berkebutuhan khusus enggak boleh dihina, kan anak itu sudah dijamin surga sama Allah," tutur Atta Halilintar.
Sedangkan Atta Halilintar juga memikirkan keluarga sang pelaku jika masalah ini dibawa ke jalur hukum.
Atta Halilintar merasa iba kepada anak-anak dari sang pelaku.