"Bener-bener nyesel punya anak kayak gini," kata Nur.
Nur bercerita ia merasa takut untuk datang ke keluarga Arya Saputra.
"Takut ibu pak, takut langsung minta maaf mah," katanya.
Ia mengatakan ingin didampingi untuk datang ke rumah Arya Saputra, korban pembacokan oleh Tukul.
"Pengennya didampingi, takut," kata Nur.
Baca juga: KPK Sita Aset Milik Rafael Alun Trisambodo: Kendaraan hingga Sejumlah Properti
'Gak Tenang' Bunuh Arya, Tukul Dihantui Bersalah, Bingung Dukun Tak Bisa Bantu, Pilih Salat & Puasa
Sebelum ditangkap, Tukul mengaku pelariannya selalu dihantui rasa bersalah.
Demi terbebas dari rasa bersalah, Tukul ternyata sempat mendatangi dukun di Cianjur.
Namun usahanya gagal, rasa bersalah itu masih terus menghantuinya.
Dari Cianjur, Tukul bergerak ke Yogyakarta dengan modal nekat.
Tak membawa bekal apapun, Tukul hanya membawa satu baju yang ia kenakan sepanjang hari.
Untuk bertahan hidup Yogyakarta, Tukul pun melakukan berbagai cara.
Mulai dari mengamen hingga bekerja di warung.
Baca juga: Kim Jong Un, Diktator Korea Utara Penjarakan Balita Seumur Hidup, Terungkap Ini Alasannya
Sehari-hari ia tinggal di terminal dan kadang tidur di masjid.
Uang hasil mengamen ia gunakan untuk makan dan membeli baju bahkan ponsel bekas.
Dengan ponsel tersebut, Tukul pun menghubungi teman-temannya untuk meminjam uang.
Ia juga mencari lowongan pekerjaan melalui Facebook dengan ponselnya itu.
Meski masih bisa menghirup udara bebas, Tukul nyatanya selalui dihantui rasa bersalah terhadap Arya.
"Gak pernah tenang pengakuannya seperti itu," kata Anggota Ops Jatantras Polresta Bogor Kota Briptu Heru Setiaji yang ikut menangkap Tukul, Jumat (12/5/2023).
Pasca kejadian tersebut, Tukul mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan dan berusaha ber taubat.
Baca tanpa iklan