TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit jantung koroner ialah kondisi ketika aliran darah menuju jantung mengalami hambatan.
Penyakit jantung koroner terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah pada arteri.
Penyumbatan pada arteri tersebut terjadi akibat adanya penumpukan kolesterol yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri dalam jangka waktu yang lama.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP, FIHA memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter.
Baca juga: dr. Bayushi Imbau Lakukan Pemeriksaan Jantung Sejak Usia 20 Tahun, Mulai dari Tensi hingga EKG
Baca juga: Meskipun Terkadang Tidak Bergejala, Berikut Kenali Gejala Khas dari Penyakit Jantung Koroner
Menurut penuturan dr. Bayushi Eka Putra, pasien dengan penyakit jantung koroner ini paling banyak terjadi pada usia 40 tahun ke atas.
Penyakit jantung koroner sendiri terjadi karena beberapa faktor penyebab seperti, kebiasaan merokok, memiliki pola makan yang tidak sehat, memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi, memiliki riwayat penyakit jantung, dan juga kolesterol tinggi.
Pasalnya, bertambahnya usia pada seseorang, maka badan akan semakin tua, meskin di dalam tubuh pun akan semakin menurun dan hal tersebut adalah proses natural dalam kehidupan.
Yang perlu digaris bawahi adalah sebelum usia tersebut terdapat beberapa orang yang sudah mengalami kerusakan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, fokus utama yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai penyakit jantung koroner terjadi di usia muda.
Baca juga: Tak Hanya Menyerang Orangtua, Penyakit Jantung Koroner Kini Juga Menyerang Usia Muda
Baca juga: Mengenal Gejala Penyakit Jantung Pada Anak hingga Faktor Risikonya Menurut Pemaparan dr. Azimar
Berikut ini terdapat referensi vitamin guna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
dr. Bayushi Eka Putra menyampaikan, jika penyakit jantung koroner terjadi di usia muda, maka pasien tersebut harus hidup dengan minum obat, harus bolak-balik ke rumah sakit, dan hal ini dapat menyebabkan aktivitas terhambat.
Tak hanya itu saja, penyakit jantung koroner ini memiliki risiko terjadinya gagal jantung.
Jantung yang rusak akibat sumbatan pembuluh darah pada penyakit jantung koroner akan berakibat fungsi jantung menjadi rusak.
Apabila fungsi jantung sudah rusak, maka berisiko tinggi mengalami gagal jantung.
Baca juga: Mitos atau Fakta Kopi Tak Baik untuk Kesehatan Jantung? Ini Kata dr. R. Azimar Farhani, Sp.JP., FIHA
Baca juga: Dokter Bagikan Tanda-tanda sebelum Seseorang Mengalami Serangan Jantung, Simak Uraiannya Berikut
Gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung melemah, sehingga jantung tidak mampu memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Gagal jantung bukan berarti jantung bener-benar berhenti berfungsi, melainkan jantung tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gejala utama dari gagal jantung ialah sesak napas, mudah lelah, serta terjadinya pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
"Makanya pasien gagal jantung itu akan memiliki aktivitas yang terbatas, olahraga tidak bisa, kerja mengalami sesak napas, tidur juga mengalami sesak napas."
"Itu yang kita tidak inginkan, jangan sampai usia 30 tahun sudah seperti usia 60 tahun," tegas dr. Bayushi Eka Putra.
Baca juga: Mengenal Tes EKG untuk Mendiagnosis Penyakit Jantung, Berikut Ulasan dr. R. Azimar Farhani
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Bayushi Eka Putra, Sp.JP, FIHA dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)