TRIBUNHEALTH.COM - Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
Seseorang yang mengalami depresi sebenarnya perlu mendapatkan pengobatan, akrena depresi bukan masalah sepele.
Apakah pasien depresi perlu melakukan pengobatan seumur hidup? Baik farmakoterapi ataupun non farmakoterapi
Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, pada penatalaksanaan depresi dengan farmakoterapi terdapat beberapa fase :
- Fase initial dose
- Fase terapeutik dose
- Fase maintenance dose (fase dosis pemeliharaan)
Baca juga: Penatalaksanaan Gangguan Depresi Dibagi Menjadi 2, Berikut Ulasan Mayor Kes dr. Hary Purwono Sp.KJ
Apabila kondisi membaik, fungsi peran sudah membaik, dan dosis yang diberikan sudah dosis yang sangat kecil dan masih berdampak (maintenance dose).
Dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan Anda dengan klik link berikut.
Maintenance dose adalah dosis terkecil dalam pengobatan yang masih berdampak klinis.
Jika ingin melepas dosis atau pengobatan tersebut, dokter akan memulai dengan memberikan psikoterapi.
Apabila dikatakan bahwa pengobatan depresi harus berjalan seumur hidup, sebenarnya tidak..
Pada pengobatan depresi jika sudah mencapai dosis kecil (maintenance dose) bisa dihentikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Baca juga: Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ Sampaikan Pemeriksaan yang Dilakukan untuk Mendiagnosis Depresi
Dokter akan membantunya dengan pelaksanaan psikoterapi.
Terkadang ada beberapa kondisi pasien secara pribadi tidak percaya diri untuk melepas terapinya.
Kondisi seperti itulah yang membuat terapi sedikit lebih panjang.
Mayor Kes. dr. Hary mengatakan, untuk terapi seumur hidup pada kondisi depresi tidak pernah sejauh itu.
Mungkin membutuhkan waktu sampai 6 bulan hingga akhirnya dilakukan psikoterapi.
Penatalaksanaan pada gangguan depresi dibagi menjadi 2.
Dalam semua gangguan kejiwaan, penatalaksanaannya adalah dengan menggunakan farmakoterapi (terapi obat-obatan) dan non farmakoterapi.
Baca juga: Jika Seseorang Mengalami Tanda-tanda Depresi, Apa yang Harus Segera Dilakukan?