TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah mulai membangun Center of Excellence penyakit katastropik wilayah timur di Makassar, Sulawesi Selatan, yang ditandai dengan peletakkan batu pertama (ground breaking) pengerjaan fisik dan bangunan rumah sakit pada Selasa (31/1/2023).
Pembangunan RS UPT Vertikal ini disiapkan untuk memberikan layanan spesialistik dan sub-spesialistik terhadap 3 penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
3 penyakit yang dimaksud antara lain kanker, stroke dan jantung.
Pembangunan ini menjadi yang kedua, setelah sebelumnya dibangun rumah sakit yang sama di Surabaya, Jawa Timur pada November 2022.
“Rumah Sakit Vertikal Otak, Jantung, Kanker (OJK) ini dibangun bukan hanya untuk kota Makassar, Sulawesi Selatan saja, tapi (nantinya) jadi pusat pelayanan rumah sakit dengan kualitas paling baik untuk indonesia timur,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dilansir TribunHealth.com dari rilis resmi Kemenkes.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan upaya Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan pilar kedua transformasi kesehatan, dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Berawal dari lamanya antrean operasi jantung, stroke, dan kanker
Fakta di lapangan, lanjut Menkes, antrean layanan operasi untuk penyakit jantung, stroke, dan kanker di RS Jantung Harkit sebagai RS Rujukan jantung, Dharmais sebagai RS Rujukan Kanker, RS PON sebagai rujukan nasional stroke bisa mencapai enam sampai 8 bulan.
Akibatnya setiap tahunnya lebih dari 600 ribu masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, menghabiskan biaya sebesar US$ 6 Miliar atau Rp100 Triliun.
Fakta lainnya, hingga tahun 2022, baru sebanyak 55 kabupaten/kota dari 514 Kabupaten Kota di Indonesia yang bisa melakukan tindakan pemasangan ring jantung.
Kondisi ini hanya dapat diatasi dengan pemenuhan rumah sakit dengan layanan berkualitas dan pemenuhan tenaga kesehatan, lanjut Menkes
Untuk itu, fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana di RS UPT vertikal akan dimaksimalkan sesuai standar Internasional.
Tujuannya agar pasien merasa aman dan nyaman selama berobat, sehingga mereka tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.
Cukup berobat di Indonesia saja, khususnya untuk masyarakat Indonesia di wilayah timur.
Baca juga: Ini Ciri-ciri Khas Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui, Simak Penjelasan dr. Bayushi Eka Putra
Berdiri di lahan seluas 6,2 hektar
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengaku bersyukur atas inisiatif pemerintah pusat dalam membangun rumah sakit vertikal penyakit katastropik untuk wilayah timur Indonesia di Kota Makassar.
Sebagai salah satu wujud komitmen dari pemerintah daerah adalah dengan menghibahkan lahan seluas 6,2 hektar untuk pembangunan rumah sakit.
“Saya serahkan (lahan) tahun lalu untuk pak Menteri, karena pembangunannya untuk masyarakat banyak. Dibangun di lahan emas hasil reklamasi di Center Point of Indonesia (CPI)” ujar Gub Andi Sulaiman.
Berdasarkan laporan Plt. Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan dr. Sunarto, rumah sakit dibangun di lahan seluas 6,2 hektar di Jl. Metro Tanjung Bunga Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Baca juga: Penanganan Kanker Serviks pada Stadium 1 dan 2, Apakah Jamin Pasien Sembuh? Ini Kata Dokter
Fasilitas