TRIBUNHEALTH.COM - Ada sebuah anggapan bahwa "Nyeri tidak apa-apa".
Misalnya orang tua mengeluhkan nyeri, seringkali dianggap tidak apa-apa karena faktor usia.
Padahal semakin lama seseorang menderita nyeri, semakin kronik menderita nyeri maka semakin sulit untuk diperbaiki kembali.
Seperti sakit lutut yang dikenal dengan osteoarthritis terdapat grade 1, 2,3 dan grade 4.
Pada saat grade 1 ketika jalan jauh terasa nyeri dan saat beristirahat nyeri tersebut berkurang.
Baca juga: dr. Isrun Masari: Tidak Semua Nyeri Harus Ditangani dengan IPM, Berikut Alasannya
Saat grade 2, jalan lebih singkat sudah mengeluhkan nyeri.
Pada grade 3 apabila muslim tidak bisa duduk saat melakukan sholat atau kaki tidak bisa dilipat.
Sedangkan pada grade 4 menggunakan kursi roda.
dr. Isrun Masari menyampaikan, jika pasien datang sudah pada grade 3 maka tidak bisa dilakukan treatment agar kembali ke grade 2 karena proses yang berjalan terus.
Apabila pasien datang pada grade 2, dan dilakukan treatment untuk mencegah jangan sampai berkelanjutan ke grade 3.
Artinya pada ke grade 2 pasien masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari, misalnya ke pasar dan lain sebagainya.
Baca juga: Pahami Pengertian Nyeri Kronik yang Disampaikan oleh dr. Isran Masari, Sp.An FIPM CIPS
Jika dibiarkan, maka lama-kelamaan akan berkelanjutan ke grade 3 dan aktivitas menurun jika dilakukan treatment pun tidak bisa diperbaiki secara seutuhnya.
Penting sekali untuk aware, apabila mengalami keluhan nyeri kita bisa perlu mencari tahu apa penyebabnya dan mencari solusi.
Keluhan nyeri yang terjadi secara berkelanjutan dan tidak tertangani akan menjadi masalah.
Bukan hanya masalah pasien saja, tetapi juga untuk lingkungan sekitar terutama produktivitasnya.
Sebagai contoh, seorang pekerja yang biasanya bekerja di kantor dan harus duduk di depan komputer ternyata mengalami sakit pinggang, tentu saja duduk menjadi suatu siksaan untuknya.
Sehingga produktivitasnya bisa jauh menurun karena gangguan tersebut.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Isrun Masari Sp.An, FIPM CIPS. Seorang dokter spesialis anastesi dari RSKB Halmahera Siaga.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)