Apakah Benar Skizofrenia Sama dengan Orang Gila? Berikut Penjelasan dari Sisi Psikologis

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi penderita skizofrenia

TRIBUNHEALTH.COM - Skizofrenia yakni gangguan kejiwaan paling kronis yang ditandai adanya halusinasi dan delusi sehingga terjadi perubahan perilaku juga sikap.

 Tekanan hidup paling ekstrim menjadi penyebab dari skizofrenia.

Setiap individu tentunya memiliki tekanan hidup yang berbeda-beda.

Jika tekanan hidup terlalu ekstrim, maka bisa menyebabkan seseorang mengalami skizofrenia.

Beberapa orang beranggapan bahwa skizofrenia seperti orang gila.

Dilihat dari sisi psikologis, apakah benar skizofrenia sama halnya dengan orang gila?

ilustrasi penderita skizofrenia (tribunnews.com)

Baca juga: Psikolog Sebut Skizofrenia Mempengaruhi Konsenstrasi dan Pikiran Penderitanya

Adib Setiawan menyampaikan, seseorang dengan skizofrenia sama halnya dengan orang gila.

Hanya saja skizofrenia terjadi dari ringan sampai ke berat.

Pada skizofrenia ringan situasinya masih bisa menikah, memiliki keturunan dan bekerja.

Namun kondisi skizofrenia kadang kala dalam situasi tertentu karena tekanan keluarga semakin besar, sehingga keluarga tidak mau merawatnya.

Ketika keluarga tidak mengurus seseorang yang mengalami skizofrenia, akhirnya penderita tersebut tidak mandi.

Sampai di titik dimana penderita tidak mau mandi, pergi dari rumah dan lupa jalan pulang, akhirnya hidup dalam dunianya sendiri.

Baca juga: Mengenal Skizofrenia, Gangguan Kejiwaan Kronis Akibat Tekanan Hidup yang Ekstrem

Saat penderita sudah lupa pulang ke rumah dan tidak memiliki rumah, atau mungkin dengan sengaja dibuang oleh keluarga bisa saja mengalami kondisi gila.

Bisa dikatakan bahwa skizofrenia yang tidak segera ditangani dan keluarga sudah tidak mampu merawat, maka penderita bisa mengalami kondisi gila.

Biasanya keluarga melakukan terapi ataupun membawa penderita ke rumah sakit jiwa.

Tetapi jika keluarga sudah tidak sanggup dari segi ekonomi, memiliki pasangan hidup dan anak tentu saja lebih memprioritaskan keluarga kecilnya.

Sehingga penderita skizofrenia akhirnya tidak terurus karena faktor menyerah.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adib Setiawan S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak di Psikolog Indonesia.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)