Keluhan infeksi kulit pada organ intim acapkali dianggap mirip dengan kejadian infeksi menular seksual (IMS).
Bila pada umumnya, untuk mengidentifikasi kedua kondisi tersebut dari riwayat kontak seksual, lalu adakah cara lain yang bisa diperhatikan?
Berdasarkan pernyataan Zuhruf, untuk membedakannya bisa melalui dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Baca juga: Rangkaian Bodycare untuk Memiliki Kulit Sehat dan Terjaga Kelembabannya
Pada tahap anamnesis, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien, termasuk status sudah menikah atau belum.
Selanjutnya bila ada kontak seksual, perlu dipastikan tanggal terakhir melakukannya.
Namun jika dari sejumlah pertanyaan diatas tidak ada yang dibenarkan pasien, maka bisa berlanjut pada pemeriksaan fisik.
"Kadang-kadang tanpa pemeriksaan fisik kita sudah tahu gejala mengarah pada infeksi jamur."
"Kalau bintilnya skabies cuma merah biasa seperti digigit nyamuk, sementara kutil bintilnya seperti brokoli (berdungkul-dungkul)."
"Sedangkan pada infeksi jamur bintil lebih banyak ditemui di daerah lipatan, sementara IMS memiliki bau khas yang berlebihan," ungkap Zuhruf.
Baca juga: Alami Infeksi Kutu, Mungkinkah Bisa Sembuh Sendiri? Ini Kata dr As Zuhruf Rudhuwan
Berikutnya perlu dipahami bahwa infeksi di area kulit di sekitar kelamin tidak ada hubungannya dengan ujung kelamin. Biasanya hanya akan ada bekas bintil atau gatal.
Berbeda bila alami kencing nanah yang akan cenderung menumpuk pada ujung kelamin, seperti cairan.
Tanda Bebas dari Infeksi Kulit
Zuhruf menerangkan, infeksi organ intim tidak melulu dikaitkan dengan IMS akibat berhubungan seksual.
Keadaan ini bisa terjadi pada area lipatan paha hingga area pantat.
"Namun yang paling berbahaya dan harus dihindari adalah IMS," ujarnya.
Bebas dari infeksi kulit, bila organ intim dinyatakan memenuhi kategori berikut:
- Tidak berbau
- Tidak ada bercak merah
- Kadar PH kulit normal
Baca juga: Selektif Memiliki Bahan Pakaian Dalam demi Cegah Masalah pada Organ Intim
- Kadar PH vagina normal