Jadi ada beberapa teori yang menyatakan bahwa untuk menggunakan lemak di tubuh maka karbohidratnya harus diikat sama sekali kemudian kita harus mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan protein.
Untuk konsep pembakaran lemak yang pertama adalah digunakan sebagai energi itu karbohidrat.
Jika dalam asupan sehari-hari karbohidratnya berkurang, pada akhirnya tubuh akan menggunakan lemak sebagai cadangan energi.
Disitulah biasanya dimanfaatkan oleh orang-orang untuk mengurangi karbohidrat dan mengurangi lemak dengan harapannya adalah lemak yang dijadikan energi dan bukan energi ditumpuk menjadi tumpukan lemak.
Tetapi faktanya adalah lemak yang dijadikan energi hanya sebagain sedikit dan tidak semuanya dijadikan energi dan disimpan lagi.
Namun untuk karbohidrat semuanya bisa langsung dijadikan energi.
Baca juga: Perilaku Self Harm adalah Perilaku Menyakiti Diri Sendiri, Begini Kata Psikolog, Adib Setiawan
Baca juga: Memeriksakan Diri ke Dokter adalah Hal yang Harus Dilakukan jika Mengalami Benturan Tulang Belakang
Jadi asupan karbohidrat tetap diperlukan, hanya saja jumlahnya saja yang sesuai tidak berlebihan.
Protein ini juga bisa menjadi energi, tetapi juga dalam jumlahnya yang lebih sedikit.
Efek sampingnya adalah ketika lemak diubah menjadi energi akan mengeluarkan zat keton.
Apabila jumlah keton terlalu banyak di dalam darah maka kondisi darah kita akan semakin asam dan bisa mengakibatkan beberapa komplikasi.
Contohnya seperti gangguan ginjal, diabetes, bahkan terdapat kasus diabetes asidosis karena pola makan yang tinggi lemak sehingga mengakibatkan kondisi darahnya menjadi asam.
Baca juga: dr. Devie Jelaskan Obat yang Bisa Disediakan di Rumah sebagai Pertolongan Pertama ketika Anak Sakit
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.