"Jadi kita tahu jika tidak terlalu menyebar ya, dia menyebarnya bersifat turunan," jelas dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).
dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) menerangkan jika tidak ada perbedaan klinisnya, semua sama.
Hal ini karena pada intinya semua tipe ini adalah hemofilia.
Tipe hemofilia yang dialami pasien bisa diketahui jika dilakukan pemeriksaan laboratorium.
dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) menegaskan jika hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki.
Sementara kaum perempuan adalah pembawa atau carrier.
Baca juga: Obat dari Produksi Maiden Pharmaceutical ltd Tak Terdaftar BPOM, Cek Fakta dari dr. Muhammad Fiarry
Baca juga: dr. Muhammad Fiarry Fikaris Jelaskan Mengenai EG dan DEG yang Terkandung pada Magrip n Cold Syrup
Jadi begitu ada satu orang penderita hemofilia, maka yang perlu ditanyakan dokter adalah riwayat perdarahan pada ibu dan keluarga ibu.
Lantas mengapa hemofilia tidak mungkin terjadi pada kaum perempuan?
Karena pada hemofilia yang terkena adalah kromosom.
Pada saat kromosom X pada wanita hilang, wanita masih memiliki satu gen kromosom X untuk proses pembekuan darah.
Berbeda dengan pria, saat kromosom X pada gennya menghilang, hal ini menyebabkan faktor pembekuan darah juga ikut menghilang.
Inilah mengapa kaum pria rentan mengalami kondisi hemofilia dibandingkan wanita.
Baca juga: Waktu Pemulihan Warna Gigi, Dokter: Bisa Seketika hingga Butuh Berbulan-bulan
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.