TRIBUNHEALTH.COM - Para peneliti menemukan virus yang mirip dengan Covid-19, yakni virus Khosta-2 yang ditemukan pada kelelawar Rusia.
Mereka mengatakan baik Khosta-2 dan virus Covid termasuk dalam sub-kategori yang sama dari coronavirus yang dikenal sebagai sarbecovirus.
Sebuah studi baru menyebut virus ini juga bisa menginfeksi manusia, seperti halnya Sars-CoV-2.
Para peneliti, termasuk dari Washington State University di AS, menemukan bahwa protein lonjakan dari virus tersebut resisten terhadap antibodi dan serum dari individu yang divaksinasi Sars-CoV-2, diberitakan Independent.co.uk, pada Sabtu (24/9/2022).
“Penelitian kami lebih lanjut menunjukkan bahwa sarbecovirus yang beredar di satwa liar di luar Asia – bahkan di tempat-tempat seperti Rusia barat di mana virus Khosta-2 ditemukan – juga menimbulkan ancaman bagi kesehatan global dan kampanye vaksin yang sedang berlangsung terhadap Sars-CoV-2,” tulis para ilmuwan dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Pathogens pada hari Kamis (22/9/2022).
Baca juga: 6 Gejala Virus Corona Varian Omicron, Sakit Tenggorokan Termasuk Banyak Dikeluhkan
Para peneliti menyerukan pengembangan vaksin universal untuk melindungi manusia dari sarbecovirus secara umum, bukan hanya terhadap varian virus Sars-CoV-2.
“Sayangnya, banyak dari vaksin kami saat ini dirancang untuk virus tertentu yang kami tahu menginfeksi sel manusia atau yang tampaknya menimbulkan risiko terbesar untuk menginfeksi kami," kata co-author penelitian tersebut, Michael Letko.
"Tapi itu adalah daftar yang selalu berubah. Kita perlu memperluas desain vaksin ini untuk melindungi dari semua virus sarbeco,” katanya.
Baca juga: Subvarian Baru Virus Corona Punya Gejala yang Berbeda, Hanya Muncul pada Malam Hari
Awalnya dianggap bukan ancaman
Para ilmuwan awalnya menemukan virus Khosta-1 dan Khosta-2 pada kelelawar Rusia pada akhir 2020, tetapi mengira mereka bukan ancaman bagi manusia.
“Tetapi ketika kami melihat mereka lebih jauh, kami benar-benar terkejut menemukan mereka dapat menginfeksi sel manusia. Itu mengubah sedikit pemahaman kita tentang virus-virus ini, dari mana asalnya dan daerah mana yang memprihatinkan,” kata Dr. Letko.
Sementara Khosta-1 menimbulkan risiko rendah bagi manusia, para peneliti mengatakan Khosta-2 menunjukkan beberapa sifat yang mengganggu.
Mereka menemukan bahwa ia dapat menggunakan protein lonjakannya untuk menginfeksi sel dengan menempel pada protein reseptor, yang disebut enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2), yang ditemukan di seluruh sel manusia.
Ini adalah protein ACE2 yang sama yang digunakan virus Covid-19 sebagai pintu gerbang untuk masuk dan menginfeksi sel manusia.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Vaksin Booster Penting: Perkuat Kekebalan hingga Melindungi dari Infeksi Ulang
Tak bisa dilawan dengan vaksin Covid-19
Para ilmuwan mencari tahu apakah vaksin anti-Covid saat ini dapat melindungi manusia dari virus baru ini.
Mereka menggunakan serum yang berasal dari populasi manusia yang divaksinasi Covid-19.
Sayangnya, ilmuwan melihat bahwa Khosta-2 tidak dinetralisir dengan vaksin Covid-19.
Peneliti juga menguji serum dari orang yang terinfeksi varian omicron terhadap Khosta-2, tetapi antibodi ini juga tidak efektif.
(TribunHealth.com/Nur)