Apa yang Terjadi Jika Vaginismus Tidak Segera Diobati? Ini Kata dr. Binsar Martin Sinaga

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi wanita yang mengalami vaginismus

TRIBUNHEALTH.COM - Hubungan seksual seharusnya terasa menyenangkan bagi kedua belah pihak, yakni suami dan istri.

Tetapi pada wanita yang mengalami vaginismus tentu merasakan hal yang berbeda.

Vaginismus adalah kondisi di mana otot-otot lingkar vagina mengalami kejang atau ketakutan sehingga bibir vagina tidak dapat elastis dan posisinya akan menutup mulut vagina.

Akibat kondisi ini, maka wanita akan mengalami kesulitan untuk menerima penetrasi penis pada saat hubungan seksual dengan pasangan prianya.

Gejala vaginismus ialah tidak dapat menerima penetrasi penis pada saat hubungan seksual dengan pasangan prianya, di mana pada saat penis ingin masuk ke dalam vagina maka terjadi kekakuan mulut vagina dan sama sekali tidak elastis dan terbuka.

Penyebab vaginismus yang perlu disadari adalah problem psikologis yang dialami oleh wanita yang menderita vaginismus.

Problem psikologis itu bisa didapatkan akibat cerita-cerita yang seram atau tidak nyaman tentang hubungan seks dalam artian tentang penetrasi penis ke dalam vagina yang menimbulkan rasa nyeri ataupun setiap macam indoktrinasi tentang hubungan seksual itu dosa ataupun bila bicara tentang hubungan seksual maka selalu ada ketakutan yang dibangun.

ilustrasi wanita yang mengalami vaginismus (intisari.grid.id)

Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Vaginismus? Ini Kata dr. Binsar Martin Sinaga

Yang perlu disadari adalah pada saat berhubungan seksual si wanita yang mengalami vaginismus tidak dapat menerima penetrasi penis ke dalam vaginanya.

Dengan kata lain, vagina wanita mengalami vaginismus akan tegang atau kaku dan tidak dapat rileks untuk menerima masuknya penis pasangannya ke dalam vaginanya.

Sejauh ini tidak ada faktor resiko fisik atau penyakit yang dapat menimbulkan problem vaginismus, karena vaginismus seluruhnya disebabkan oleh problem psikologis.

Cara mencegah terjadinya vaginismus disarankan untuk menghindari masuknya informasi negatif tentang hubungan seksual ataupun hindari tentang info negatif tentang seksualitas.

Apabila vaginismus tidak segera diobati, adakah keparahan yang mungkin terjadi?

Berikut adalah penjelasan dr. Binsar Martin Sinaga, seorang medical sexologist.

dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS merupakan Medical Sexologist di Klinik RMC Depok, MMAC Jakarta Selatan, dan Renata Medical Clinic Bogor.

Baca juga: Apa Saja Faktor Resiko dari Vaginismus? Ini Penjelasan dr. Binsar Martin Sinaga

Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia pada tahun 1990 hingga tahun 1997.

Pada tahun 2006, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menyelesaikan program Magister Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Tak hanya sampai disitu, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS melanjutkan pendidikan Intensive Seksologi di Fakultas Kedokteran Udayana Denpasar pada tahun 2006-2008.

Sejak tahun 2010 dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS aktif menjadi pembicara dalam seminar awam yang membahas mengenai seksualitas.

Ia sempat menjadi Kepala Puskesmas Kecamatan Essang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada tahun 1999 hingga tahun 2001.

Setelah itu pada tahun 2001-2003 ia bekerja di Perusahaan Farmasi.

Halaman
12