Hingga kemudian tahun 1970 cacar monyet kembali di temukan di kawasan Kongo dan sudah terinfeksi pada manusia.
"Jadi kenapa disebut sebagai cacar monyet, karena pertama kali ditemukan di monyet," imbuh Mercya.
Gejala Cacar Monyet
Seperti virus pada umumnya, gejala cacar monyet diawali dengan demam.
Mengingat demam adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk.
Selain demam, penderita juga akan diikuti keluhan nyeri otot.
Baca juga: Waspada Cacar Monyet Bergejala Berat Bisa Sebabkan Radang Otak hingga Pneumonia
Namun yang menjadi pembeda, pada penderita cacar monyet cenderung akan mengalami lesi atau ruam yang tampak mengerikan. Lantaran lesi tersebut berukuran besar.
Meski begitu, tingkat bahayanya lebih rendah dibanding cacar, yakni berkisar 1 hingga 10 persen.
"Kalau cacar 30 persen, 3 dari 10 sedangkan cacar monyet 1 hingga 10 persen. Cacar air lebih ringan lagi," jelasnya.
Penularan Cacar Monyet
Penyebaran virus cacar monyet ini, bisa dilakukan dengan 3 cara. Yakni:
- Hewan
- Manusia ke manusia
- dan benda yang dipakai oleh manusia yang terkena.
Disebutkan, bahwa virus cacar monyet tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa saja.
Melainkan juga bisa dialami oleh anak-anak, bahkan kata Ivanna, cukup rentan terjadi karena sistem imunnya cukup rendah.
Serupa halnya dengan para ibu hamil dan seseorang yang menderita penyakit autoimun.
Vaksin Atasi Infeksi Virus Cacar Monyet
Saat ini masyarakat dunia sedang dihebohkan dengan adanya penyebaran cacar monyet.
Diketahui, untuk menghalang penyebaran semakin meluas, vaksin cacar monyet sangat efektif untuk digunakan.