TRIBUNHEALTH.COM - Kucing adalah hewan peliharaan yang sering diadopsi oleh kebanyakan orang di area tempat tinggalnya.
Akan tetapi kotoran kucing seringkali dikeluhkan oleh banyak orang.
Tak hanya itu saja, banyaknya bulu kucing yang berguguran di sejumlah tempat juga menjadi persoalan sendiri.
Banyak beredar kabar jika bulu kucing bisa menyebabkan seorang wanita menjadi susah memiliki keturunan.
Menanggapi kabar tersebut, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med menjelaskan jika memelihara anjing, kucing atau hewan-hewan kesayangan lainnya bukan menjadikan kehambatan atau menyebabkan infertilitas.
Baca juga: drg. Nabilah Aulia Paparkan Perawatan untuk Mengatasi Keluhan Gigi Kuning
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 05 Juni 2022.
Baca juga: Kenali Dampak Jangka Panjang Karies Gigi pada Anak yang Disampaikan Dr. drg. Tri Setyawat M.Sc
"Kita harus melakukan dalam memelihara hewan-hewan kesayangan itu juga harus diperiksa kesehatannya, diberikan vaksinasi," terangnya.
"Kita juga harus tahu bagaimana memperlakukan si hewan-hewan tersebut untuk melindungi diri kita," sambungnya.
Hal ini karena ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh hewan-hewan peliharaan tersebut, misalnya toksoplasma.
Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit toxoplasma gondii.
Parasit tersebut bisa ditemukan pada kotoran kucing, sayuran dan buah-buahan yang tidak dicuci bersih atau daging yang belum matang.
"Kadang kan suka denger sudah di cek belum toksoplasmanya, itu terutama pada yang suka pelihara anjing, kucing, burung-burung," ungkapnya.
"Nah itu kita harus tahu bagaimana kita menghandle si binatang tersebut, bagaimana kita menghandle kotoran anjing, kotoran kucing," tuturnya.
"Jadi bukan karena kita pelihara anjing, kucing dan lain-lainnya terus bisa memengaruhi kesuburan kita," ucap Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med.
Baca juga: Seberapa Bahayakah Penyakit Stroke bagi Kesehatan? Begini Kata dr. Nilla Mayasari M.Kes. Sp.KFR-K
Baca juga: Segera Atasi Radang Gusi jika Tak Ingin Timbulkan Masalah pada Rahang, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Secara tidak langsung, apabila seandainya kita menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh hewan-hewan peliharaan tersebut, misalnya toksoplasmosis maka toksoplasmosis tersebutlah yang akan dilakukan perawatan dan dilakukan pengobatan.
Berdasarkan penuturan dr. Maria Ratna Andijani, Sp. OG, M.Med sebenarnya boleh saja memelihara hewan-hewan untuk melepas stres asalkan juga memerhatikan kesehatan binatang peliharaan juga.
Perlunya juga melakukan check up rutin untuk hewan peliharaan.
Selama kita memutuskan untuk memelihara hewan tersebut, maka kita harus komitmen dan melakukan check up secara berkala ke dokter hewan.
Selain itu perlunya juga melakukan vaksinasi dan memberikan obat cacing secara rutin.
"Kalau hewan-hewan peliharaan tersebut juga sehat, bersih dan kita juga handle membuang kotoran anjing, kotoran kucing dengan tersebut juga dengan higienis jangan pakai tangan telanjang dibuang gitu," ucapnya.