TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Nuka Meriedlona memberikan informasi mengenai penanganan pada penderita gagal jantung akut.
Gagal jantung akut datang tiba-tiba menyerang pasien dengan kondisi jantung yang sebelumnya baik-baik saja.
Bila pasien sudah mengalami serangan gagal jantung akut, maka langkah yang perlu segera dilakukan adalah segera mengunjungi rumah sakit.
Baca juga: Apakah Daun Binahong Bisa Menyembuhkan Penyakit Jantung Dok ?
Pertolongan pertama yang akan dilakukan dokter adalah membawa pasien ke UGD (Unit Gawat Darutat) dan memberikan oksigenasi.
Serta dengan sigap melakukan pemasangan infus, lalu jika diperlukan diberikan pemasangan selang kencing.
Bila semuanya sudah dilakukan, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengurangi cairan yang terlalu banyak di dalam tubuh pasien. Cairan tersebut biasanya akan keluar melalui urin.
Namun jika pasien mengalami penurunan tekanan darah, maka dokter akan memberikan sejumlah obat untuk meningkatkan tenanan darah tersebut.
Begitupula jika pasien mengalami kenaikan tekanan darah (Hipertensi berat mencapai diatas 180), maka akan diberikan obat untuk menurunkan tensinya.
Baca juga: Jika Memiliki Riwayat Hipertensi Bolehkah Melakukan Infus Whitening? Begini Kata dr. Satya Perdana
"Jadi kita bermainnya dengan waktu, pasien tidak bisa menunggu. Karena kondisi gagal jantung merupakan prioritas nomor 1 di UGD," imbuh Nuka dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Penyebab Gagal Jantung Akut
Gagal jantung akut ini ditandai dengan penderita yang mengalami serangan jantung padahal kondisi jantung sebelumnya baik-baik saja.
Keadaan ini terjadi akibat adanya pelebaran pada ruang jantung dan terisi oleh volume darah yang sangat banyak.
Akhirnya jantung tidak bisa memuat darah lalu menyebabkan darah menuju paru-paru.
"Maka menyebabkan paru-paru seperti terendam cairan," jelas Nuka.
Manifestasi pasien yang menderita gagal jantung akut ini berupa:
- Sesak napas berat
Baca juga: Asam Lambung Bisa Sebabkan Sesak Napas, dr. Wiwien Jelaskan Bedanya dengan Penyakit Paru-paru
- Pasien tidak bisa tidur terlentang (tidur harus duduk atau membungkuk)
- Frekuensi napas 30 sampai 40 kali per menit
- Timbul suara mengi
- Keluar keringat dingin