Penyinaran ini harus dilakukan di klinik atau rumah sakit yang memiliki alatnya.
Bisa menggunakan sinar ultraviolet A atau ultraviolet B.
Untuk saat ini yang banyak digunakan adalah Narrow-band UVB.
Narrow-band UVB ini dapat memicu pigmentasi.
"Jadi di dalam bercak kulitnya tersebut nanti akan muncul bercak-bercak pigmentasi."
"Kondisi ini mulai dinamakan dengan Repigmentasi," ujar Arini.
Baca juga: dr. Az Zuhruf Jelaskan Tingkat Keparahan Scabies yang Bisa Dialami Pasien HIV atau Diabetes
Penanganan pada kondisi ini, bisa melalui topikal atau penyinaran.
Kemudian jika diperlukan, dapat mengonsumsi obat minum.
Tentunya beragam pengobatan ini akan dinilai oleh dokter.
Berdasarkan tipe Vitiligo dan luas Vitiligonya.
Lebih lanjut, jika pasien tidak ingin mendapatkan berbagai penanganan, maka bisa mendapatkan suatu perlindungan saja.
Baca juga: Dokter Sebut Prevalensi Terjadinya Vitiligo Dihubungkan dengan Tingkat Stres yang Dialami Seseorang
Lantaran, Vitiligo tidak akan menimbulkan masalah medis yang besar.
Faktor Risiko Fitiligo
Vitiligo adalah penyakit kulit yang bisa terjadi karena berbagai faktor.
Biasanya faktor genetik ikut andil dalam menyebabkan seseorang mengalami Vitiligo.
Selain faktor genetik, faktor autoimun dan faktor luar (tekanan) diketehaui juga bisa memicu seseorang mengalami Vitiligo.
Faktor tekanan ini dimaksudkan jika seseorang sering mendapatkan tekanan pada suatu benda akhirnya muncul bercak putih pada area kulit tersebut.
Namun tenang saja, bukan kondisi ini hanya berlaku pada seseorang yang memang sudah menderita Vitiligo.
Sehingga tidak semua orang bisa terkena Vitiligo.
"Karena Vitiligo adalah penyakit autoimun dan tidak semua orang memiliki bakat autoimun ini," jelas Arini.