Alasan Datang ke Dokter Gigi Butuh Biaya Tinggi, Simak Penjelasan drg. Ummi Kalsum, MH. Kes., Sp.KG.

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter gigi

Tetapi kalau kondisi tempat praktek sedang tidak banyak, tindakan bisa dilakukan saat itu, maka akan segera kita lakukan.

Baca juga: Tips Membersihkan Lidah, drg. Ummi Kalsum, MH.Kes., Sp.KG Anjurkan Penggunaan Sikat

Jadi terkadang pasien mengeluh datang ke dokter gigi tidak diberikan penanganan.

Padahal kalau datang ke dokter spesialis penyakit dalam atau yang lain kalau datang berkonsultasi, diperiksa tanpa tindakan juga bayar.

ilustrasi konsultasi dengan dokter (health.grid.id)

Terlebih berkonsultasi dengan dokter spesialis jiwa, terapinya itu kan waktu konsultasi.

Jadi sebenarnya terkadang masyarakat tidak menganggap penting kesehatan gigi dan mulut, makanya tidak mau mengeluarkan uang yang banyak.

Memang biaya ke dokter gigi itu cukup mahal, karena hampir semua alatnya kita masi import.

Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Imbau untuk Melakukan Perawatan Gigi Berlubang Agar Tak Menimbulkan Abses

Tetapi sebenarnya kalau beli obat karena menderita suatu penyakit selain gigi juga lebih mahal.

Jadi tergantung pemahaman masyarakat.

Edukasi (Pixabay.com)

Tetapi biaya yang mahal ini lebih cenderung jika mengalami infeksi yang berat.

Kalau pasien rutin bersihkan karang gigi dan mengecek ada lubang atau tidak, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan kalau sudah berat baru datang ke dokter.

Baca juga: Mengenal Rekonstruksi Rahang, Tindakan yang Berperan Mengembalikan Estetika

Walau begitu sebenarnya pasien berhak menanyakan rencana perawatan, biaya yang akan dikeluarkan, dan boleh memilih mau setuju atau tidak.

Ilustrasi pasien yang sedang melakukan konsultasi dengan dokter gigi (freepik.com)

Prinsip saya dokter tidak akan memaksa pasien.

Karena kita harus menghormati hak asasinya.

Baca juga: Selain Gingivitis dan Periodontitis, Gusi Berdarah Bisa Disebabkan Kurangnya Dua Vitamin Berikut

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)