dr. Harmantya Mahadhipta Sarankan Segera ke Dokter saat Mengalami Sindrom Cauda Equina

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang mengalami saraf kejepit yang ditandai dengan rasa nyeri

TRIBUNHEALTH.COM - Saraf kejepit merupakan kondisi dimana saraf mengalami penekanan oleh jaringan sekitarnya yang menimbulkan rasa nyeri.

Komponen saraf terdiri dari komponen sensorik, komponen motorik, dan komponen otonom.

Masing-masing komponen ini akan menimbulkan gejala yang berbeda saat terjadi saraf kejepit pada tubuh.

Ketika seseorang mengalami saraf kejepit hal pertama yang akan dikeluhkan oleh pasien adalah pada komponen sensorik.

Pada komponen sensorik, penderita saraf kejepit akan merasakan nyeri yang menjalar, misalnya nyeri dari pantat menjalar ke arah kaki.

Jika kondisi ini tidak segera diobati dan dibiarkan terlalu lama akan mempengaruhi komponen motorik seperti terjadinya kelemahan pada jempol, kelemahan pergelangan kaki, dan kelemahan pada lutut.

Baca juga: Nyeri Pinggang Belum Tentu Tanda Saraf Kejepit, dr. Harmantya Mahadhipta Paparkan Perbedaannya

ilustrasi seseorang yang mengalami saraf kejepit yang ditandai dengan rasa nyeri (Kompas.com)

Kondisi saraf kejepit yang sudah mempengaruhi komponen motorik dan dibiarkan akan mempengaruhi komponen otonom, yaitu akan terganggunya proses buang air kecil hingga air besar.

Lantas kapan waktu yang tepat untuk berobat ke dokter saat mengalami saraf kejepit?

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Menurut penuturan dr. Hermantya, pasien yang menderita saraf kejepit harus segera ke dokter jika sudah mengalami emergency di bidang saraf kejepit, yaitu terjadinya Sindrom Cauda Equina.

Sindrom Cauda Equina ialah suatu kondisi yang terjadi akibat adanya penekanan pada sekumpulan saraf di bagian bawah saraf tulang belakang.

Cauda Equina ini memiliki tugas untuk mengirimkan dan menerima sinyal sensorik antara otak dan organ tubuh bagian bawah seperti tungkai, organ panggul, dan kaki.

"Jadi jepitannya itu sedemikian hebatnya di daerah pinggang yang mengakibatkan terjadinya kelemahan di jempol kaki atau nyeri yang menjalar hingga menyebabkan baal, dan yang paling bahaya bisa menyebabkan buang air kecil dan besar terganggu," tutur dr. Hermantya.

"Emergency hal ini bukan berarti mengancam nyawa ya, tetapi jika saraf kejepit dibiarkan akan bersifat permanen."

"Bayangkan kalau ada pasien yang mengalami Sindrom Cauda Equina tidak berobat ke dokter, bisa berakibat ngompol seumur hidup, pakai kateter seumur hidup dan bahkan dapat mengganggu kualitas hidupnya," lanjutnya.

Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Paparkan Sederet Penyebab Nyeri Pinggang, Cedera Otot hingga Infeksi

ilustrasi seseorang yang mengalami saraf kejepit yang ditandai dengan rasa nyeri (freepik.com)

dr. Hermantya menjelaskan jika gejala pada pasien masih tolerable seperti nyeri yang menjalar di kaki bisa diatasi dengan konservatif.

Konservatif artinya diistirahatkan, minum obat, karena penyembuhan saraf kejepit hubungannya dengan waktu, sekitar 60 - 70 persen penderita saraf kejepit dapat sembuh tanpa tindakan interfensi ataupun operasi.

"Kalau misalnya ada emergency Sindrom Cauda Equina wajib berobat sesegera mungkin, namun jika gejala masih tolerable bisa diistirahatkan dan ditahan," terang dr. Hermantya.

"Namun perlu dingat ada batas waktu untuk menahan rasa sakitnya, jika 8 sampai 12 minggu tidak ada perkembangan sebaiknya segera ke dokter."

dr. Hermantya mengungkapkan bahwa edukasi mengenai saraf kejepit ini masih kurang dan nyeri yang dirasakan kerap disepelekan, dianggap hal biasa, dan dibiarkan begitu saja.

Halaman
12