TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit ginjal kronik adalah suatu penyakit ginjal yang terjadi dan ditandai dengan penyakit gangguan struktur ginjal dan atau disertai dengan penurunan fungsi ginjal.
Terdapat beberapa cara mencegah dan mengendalikan penyakit ginjal kronik yang mana ditujukan untuk populasi sehat dan untuk pasien penyakit ginjal kronik.
dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM menuturkan jika pencegahan untuk populasi sehat dikenal dengan singkatan CERDIK.
Sementara pencegahan untuk pasien yang sudah menderita penyakit ginjal kronik dengan melakukan pencegahan sekunder dengan langkah-langkah yang dikenal dengan singkatan PATUH.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Ungkap Alasan Penggunaan Behel yang Memerlukan Waktu Lama
Hal ini disampaikan oleh dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 31 Maret 2022.
Baca juga: dr. Satya Perdana Ungkap Alasan Perlunya Setiap Orang Menjaga Kesehatan Kulit
Langkah CERDIK
- Cek kesehatan secara berkala
Menurut dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM dengan melakukan cek kesehatan secara berkala.
"Sangat gampang sekali untuk mengetahui apakah ginjal kita sehat atau tidak," pungkasnya.
Dilakukan dengan cara memeriksa setetes urine saja, kemudian dengan memeriksa darah dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
Untuk pemeriksaan tes urine bisa dilihat dengan cara saat mengeluarkan urine kita bisa melihatnya sehingga kita bisa melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter menambahkan jika dengan melihat fisik urine, itu merupakan suatu tanda-tanda jika tubuh memberikan sinyal terkait keadaan ginjal kita.
dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM mengatakan jika setiap orang di Indonesia harus memiliki data tekanan darahnya agar mengetahui keadaan tekanan darah.
"Dan itu merupakan suatu bentuk kita dalam rangka mencegah penyakit-penyakit ginjal," ucapnya.
"Karena angka kesadaran daripada orang-orang di Indonesia ini jika dia tahu menderita penyakit ginjal itu sangat kurang dibanding negara-negara lain," imbuhnya.
"Sedangkan yang diobati semakin kurang, apalagi yang terkontrol," tegasnya.
"Makanya pengobatan hipertensi itukan bukan saja bagaimana supaya bisa makan obat anti hipertensi, tetapi bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan yaitu tekanan darahnya terkontrol," terangnya.
Baca juga: Sama Halnya Kaum Wanita, Kaum Pria Juga Perlu Melakukan Perawatan Kecantikan
Baca juga: Meski Tak Ada Larangan Mutlak, dr. Evi Novitasari Imbau Konsumsi Vitamin C 2 Jam setelah Minum Kopi
- Enyahkan asap rokok
Rokok berdampak pada kerusakan ginjal, terutama merusak pembuluh darah ginjal.
- Rajin olahraga
Ada kenyataan yang menyatakan bahwa orang-orang dengan aktivitas fisik yang lebih sering akan memiliki penurunan laju GFR lebih sedikit dibandingkan individu yang sedentary.
dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM menganjurkan untuk melakukan olahraga 30-50 menit per hari, 3-5 kali per minggu, minimal sekitar 150 menit per minggu.
Olahraga yang sangat dianjurkan adalah jogging, berenang, jalan kaki, bersepeda, dan senam.
- Diet seimbang