Pasalnya faktor penentu dari kejadian pigmentasi atau perwarnaan pada gusi sangat dipengaruhi oleh intensitas melanogenesis atau pembentukan melanosit.
"Hal ini juga tergantung dari vaskularisasi gingiva," tegasnya.
"Jadi apabila kondisi normal, tidak ada anomali berupa radang tentu saja idealnya warna itu merata," lanjutnya.
Jika terdapat kondisi infeksi atau peradangan maka gusi akan mengalami perubahan pewarnaan karena adanya perubahan vaskularisasi atau perdarahan pada area tersebut akibat adanya anomali peradangan oleh satu atau lain sebab.
drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika pigmentasi bisa dikategorikan sebagai anomali meskipun tidak semua terasa terganggu oleh pasien, bahkan sebagian pasien menganggap sebagai hal yang biasa saja.
Namun sebagian orang lainnya juga bisa saja sedikit terganggu apabila warna tersebut tampak jelas terlebih apabila warna-warnanya mengarah ke arah yang sangat gelap, misalnya pada warna-warna coklat menuju ke hitam.
Adapula warna gusi yang menyebar serta adapula berupa warna titik-titik dari warna keunguan, kecoklatan, hingga kehitaman.
Baca juga: Pendaki yang Memiliki Riwayat Penyakit Paru Perlu Berkonsultasi dengan Dokter sebelum Mendaki
Pigmentasi gusi merupakan perubahan warna gusi oleh karena berbagai lesi atau kondisi terkait etiologi baik endogen maupun sesuatu yang sifatnya eksogen.
Apabila mengalami hal yang tidak wajar, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengimbau untuk segera berkunjung ke dokter gigi.
Baca juga: Masalah Gigi Berwarna yang Tidak Dapat Diatasi dengan Bleaching, Sangat Disarankan untuk Veneer
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 03 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.