Bukan hanya sekadar pada fisik saja, melainkan juga dari segi psikologis.
Sehingga bila kebutuhan menghisap dipenuhi oleh ibu melalui ASI, maka dapat memunculkan rasa kedekatan antara anak dan ibu.
"Si kecil mendengarkan detak jantung bundanya, keterkaitan ini sangat bagus bagi tumbuh kembang anak," jelas Anastasia.
Hal ini juga masih bisa berlaku bila ibu tidak bisa memberikan ASI.
Baca juga: Berapa Kali Kunjungan ke Dokter Gigi untuk Mengetahui Perkembangan Kasus Pasien? Ini Jawaban Dokter
Meskipun hanya memberikan susu melalui botol, diharapkan ibu dapat mendekap anak.
Dengan demikian anak akan merasa nyaman dekat dengan ibu.
Kebutuhan ini, akan terbawa sampai anak beranjak dewasa.
Bahkan kebutuhan menghisap yang cukup terpenuhi, rupanya juga bisa membuat anak terhindar dari masalah alergi yang terjadi pada keluarga.
"Jadi apabila kebutuhan menghisap ini cukup didapatkan, maka sangat baik untuk buah hati kita," tutur Anastasia.
Namun, jika kebutuhan menghisap anak tidak tercukupi dari ibu dan anak dilarang untuk menghisap, itu bisa menimbulkan trauma pada anak.
Menyentuhkan Jari pada Rongga Mulut
Berbeda jika hanya menyentuhkan jari pada rongga mulut, itu tandanya merupakan proses si kecil untuk bisa mengenal dirinya sendiri dan sekitarnya.
Termasuk kebiasaan memasukkan benda-benda di dalam rongga mulutnya.
Hal itu wajar terjadi, karena merupakan proses alamiah pada tumbuh kembang si kecil.
Hal di atas bisa diatasi, dengan mengenalkan beragam jenis buah-buahan pada anak.
Jika anak sudah memasuki tahap usia yang bisa mengonsumsi makanan bercampur.
Baca juga: drg. Munawir: Tidak Ada Kondisi Khusus yang Menentukan Penggunaan Kawat Gigi Berdasarkan Jenisnya
Pemberian buah-buahan dapat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan giginya.
Kebiasaan ini biasanya hanya akan berlangsung saat anak memasuki usia 3 tahun.
Penjelasan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews Jumat (26/11/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)
Baca tanpa iklan