Cara Bedakan Pilek Akibat Alergi dan Infeksi menurut dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp. A

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi reaksi alergi-simak penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp. A dalam membedakan pilek akibat alergi dan infeksi jamur.

Selanjutnya, jika telah mengalami perbaikan dan tidak muncul respon alergi, maka bisa mencoba lagi untuk mendekati faktor yang dicurigai sebagai pencetus alergi tersebut.

Upaya ini disebut dengan Challenge.

Bila dicontohkan di atas, pencetus alergi adalah protein di dalam telur, maka bisa kembali lagi mengonsumsi telur tersebut.

Baca juga: Telur Punya Kandungan B4 yang Baik untuk Kesehatan, dr. Tan Shot Yen: Dibutuhkan oleh Otot dan Otak

Bila setelah mengonsumsi kembali, timbul gejala alergi yang sama seperti sebelumnya, maka dapat dipastikan bahwa pencetus alergi adalah protein di dalam telur tersebut.

Kendati demikian, jangan pernah melakukan Challenge ini jika manifestasi yang dialami berat.

Jika manifestasinya berat, maka bisa berisiko mengancam nyawa. Misalnya Anafilaksis atau syok.

ilustrasi balita mengalami sakit (kompas.com)

"Tidak disarankan untuk dicoba lagi, jika manifestasinya adalah syok anafilaktik. Karena bisa menyebabkan kematian" imbuh Roro.

Selanjutnya, meskipun manifestasi yang dialami ringan dan sedang, sebaiknya Challenge dicoba kembali di bawah pengawasan dokter.

Baca juga: Cara Cegah dan Atasi Kelainan Tulang Belakang pada Anak dengan Tepat, Simak Pesan Dokter Berikut

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi respon yang berat.

Karena jika pada awalnya manifestasi ringan, bisa saja respon selanjutnya menimbulkan manifestasi sedang hingga berat.

Bahkan bisa juga, jika awalnya belum muncul manifestasi alergi, bisa timbul kembali pada waktu berikutnya.

ilustrasi seseorang yang sedang berkonsultasi dengan dokter (health.grid.id)

"Misalnya pertama kali makan udang nggak papa, eh makan udang kedua, ketiga, keempat muncul."

"Sebenarnya nggak papa itu karena belum muncul manifestasi, tetapi respon imun di dalam tubuh sebenarnya sudah ada," jelas Roro.

Sehingga jika kita menerima protein yang sama, dalam hal ini adalah protein udang, akhirnya muncul lagi respon alergi.

Baca juga: Susu Kambing Formula Bisa Jadi Pilihan untuk Anak Alergi Susu Sapi, Simak Manfaatnya

Ketika respon tersebut sudah banyak dan memuncak, barulah bermanifestasi.

"Jadi kalau kita mau coba lagi hati-hati, karena yang tadinya ringan bisa aja nanti jadi berat," pesan Roro.

Jenis-jenis Alergi

Ilustrasi - Makanan yang dapat menyebabkan alergi (Lifealth)

Alergi jika dibedakan berdasarkan respon imun, memiliki 4 tipe. Mulai tipe 1 hingga 4.

Sedangkan jika dibedakan berdasarkan alergen atau benda yang menyebabkan alergi, itu bisa berupa:

- Inhalat (sesuatu yang dihirup), misalnya: debu, tungau, serbuk sari tanaman.

Baca juga: Tanaman Herbal Dapat Meningkatkan Imunitas, Simak Penjelasannya

- Ingasiant (sesuatu yang tertelan), misalnya: protein yang ada di dalam makanan tertentu.

- Sesuatu yang kontak dengan kulit atau mukosa di dalam tubuh.

Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp. A ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video(3/2/2021)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)