"Karena target kita juga pada estetika, jika mukanya lebar maka harus kita lebarkan. Kalau kurus harus disesuikan," terang Ardiansyah.
Baca juga: Mengetahui Efek Samping Setelah Rekonstruksi Rahang, Simak Penjelasan drg. Andi Tajrin, M.Kes
Mengingat tidak dianjurkan bila bentuk wajah lebar namun pipi tirus.
Karena tampilan tersebut, dianggap tidak estetik.
4. Sefalometri
Setelah melewati tahap Fotografi, maka perlu melakukan pemeriksaan Panoramic dan Sefalometri.
Pemeriksaan Sefalometri wajib dilakukan untuk melihat derajat kemiringan gigi depan.
"Jadi seberapa kemiringannya, untuk mengetahui rencana perawatannya," sambungnya.
Baca juga: Berhenti Membuka Kemasan Plastik dengan Gigi, Ini Bahaya yang Bisa Terjadi
5. Penentuan rencana perawatan
Setelah pemeriksaan Anamnesis hingga Sefalometri dilakukan, maka memasuki tahap penentuan rencana perawatan yang akan dilakukan.
"Nah itu yang kita lakukan, jadi bukan hanya tiba-tiba pasang saja."
"Sampai akhirnya pada rencana perawatan, apakah ada pencabutan, tanpa pencabutan, atau ada bedah ortognatik," papar Ardiasnyah.
Baca juga: Bersihkan Lidah secara Teratur, Kolonisasi Bakteri dan Jamur akan Berdampak Serius Bagi Kesehatan
Bila ditemukan indikasi untuk melakukan bedah ortognatik, maka dokter spesialis orthodonti akan bekerjasama dengan dokter spesialis bedah mulut.
Baca juga: Dari Segi Usia, Behel Sebaiknya Digunakan Ketika Gigi Permanen Mulai Tumbuh Semua
Kasus yang Ditangani Dokter Gigi Spesialis Orthodonti
Berikut beberapa kasus lain yang bisa ditangani oleh dokter spesialis orthodonti.
Antara lain seperti:
- Kasus gigi mancung
- Rahang bermasalah
- Gigi berjejal
- Gigi terbuka
Baca juga: Apakah Rekonstruksi Rahang Bisa untuk Menangani Bibir Sumbing? Simak Tanggapan drg. A. Tajrin, M.Kes
- dan lain sebagainya.