TRIBUNHEALTH.COM - Umumnya jamur bisa hidup dan mudah berkembang di tempat yang lembab.
Bahkan jamur juga bisa hidup di kulit manusia yang lembab serta berkeringat.
Kondisi ini umum terjadi pada hampir setiap orang.
Infeksi jamur bisa dikenal dengan istilah dermatofitosis.
Baca juga: Penelitian Ungkap Mandi Setiap Hari Bisa Bantu Minimalkan Risiko Penyakit Jantung
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Halim Perdana Kusuma, Sp.DV yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 01 Januari 2022.
Dermatofitosis disebabkan oleh infeksi jamur yang ditandai dengan rasa gatal dan muncul ruam-ruam pada permukaan kulit.
Hal ini terdapat pada lapisan atas kulit dan di bawah lapisan kulit.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor penyebabnya.
Bisa disebabkan oleh 3 spesies, antara lain:
- Trichophyton
- Microsporum
- Epidermophyton
Pasalnya dermatofitosis yang paling sering terjadi yaitu tinea capitis (di kepala), tinea cruris (di selangkangan), tinea peds (di kaki), dan tinea corporis (di badan).
Baca juga: Ahli Jelaskan Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Jantung dan Stroke, Cukup Makan Sebulan Sekali
Kendati demikian umumnya infeksi jamur ini tidak berbahaya apabila mengenai daerah kulit.
Perlu diperhatikan jika infeksi jamur tersebut mengenai luka atau pembuluh darah, maka bisa bersifat lebih fatal.
Oleh karena itu untuk menghindari kejadian fatal baiknya segera ditangani lebih lanjut oleh dokter spesialis.
Adapun langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Menjaga kebersihan setiap orang
- Hindari hewan peliharaan
Apabila hewan peliharaan terinfeksi jamur, alangkah baiknya segera diberi penanganan agar tidak menyebabkan infeksi.
Baca tanpa iklan