TRIBUNHEALTH.COM - Klamidia merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual.
Klamidia ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom dan cenderung lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda yang aktif secara seksual.
Karena klamidia sangat umum, para ahli kesehatan merekomendasikan orang untuk melakukan uji penyakit seksual setiap tahun atau ketika mereka berganti pasangan seksual.
Gejalanya berbeda untuk pria dan wanita, dilansir TribunHealth.com dari Express.co.uk, Rabu (2/2/2022).
Menurut Medline Plus, gejala pada pria meliputi:
- Cairan keluar dari penis
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Terbakar atau gatal di sekitar pembukaan penis
- Nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua testis.
Baca juga: Kontak Seksual dengan Orang Terinfeksi Gonorhoe Beresiko Tinggi Terjadi Penularan
Baca juga: dr. Binsar : Kesehatan Seksual Tidak 100% Fokus Terhadap Organ Reproduksi dan Hubungan Intim
Alasan mengapa seorang pria mengalami gejala testis ini adalah karena bakteri penyebab klamidia yang masuk ke testis.
Area tersebut mungkin juga merasakan:
- Membesar
- Perih
- Hangat saat disentuh
- Penuh atau berat, seolah-olah skrotum penuh dengan cairan.
Chlamydia adalah PMS paling umum di Inggris dan sangat umum di antara orang berusia 25 tahun ke bawah.
Faktanya, infeksi paling sering terjadi pada orang yang belum menikah di bawah usia 25 tahun, yang telah memiliki dua atau lebih pasangan seks selama tahun sebelumnya.
Baca juga: Waspada, Usia Remaja Beresiko Lebih Besar Mengalami Infeksi Menular Seksual
Baca juga: Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Aman Dilakukan, Bahkan Punya Dampak Positif
Situs web kesehatan Online Doctor menjelaskan bahwa pada 2019, lebih dari 229.000 orang didiagnosis menderita klamidia di Inggris, yang menyumbang 49 persen dari semua kasus PMS.
Penularan PMS relatif mudah, yakni melibatkan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.
Klamidia bisa menjadi PMS yang sulit dikenali karena seringkali tidak menimbulkan gejala.
Jika dites dan ternyata menderita klamidia, kemungkinan besar pasien hanya memerlukan antibiotik.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)
Baca tanpa iklan