TRIBUNHEALTH.COM - Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan penyakit yang banyak terjadi pada berbagai kelompok usia.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, GERD tak disebabkan penyebab tunggal.
Namun ada mekanisme di tubuh yang ketika tidak berfungsi dengan baik, dapat meningkatkan kemungkinan terkena kondisi ini.
Misalnya saja masalah pada sfingter esofagus bagian bawah (LES), pita otot melingkar di ujung kerongkongan.
Saat bekerja dengan benar, LES rileks dan terbuka saat menelan.
Kemudian LES akan mengencang dan menutup kembali setelahnya.
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Peningkatan Berat Badan 1-2kg per Bulan bagi Penderita GERD Sudah Cukup
Baca juga: Adakah Cara Menambah Berat Badan dengan Cepat bagi Penderita GERD? Begini Jawaban Ahli Gizi
Refluks asam terjadi ketika LES Anda tidak mengencang atau menutup dengan benar.
Ini memungkinkan cairan pencernaan dan isi lain dari perut naik ke kerongkongan.
Sementara itu, beberapa kemungkinan penyebab lainnya termasuk:
Hernia hiatus
Ini adalah saat bagian perut bergerak di atas diafragma menuju area dada.
Jika diafragma terganggu, ini dapat meningkatkan kemungkinan LES Anda tidak dapat melakukan tugasnya dengan benar.
Sering makan dalam porsi besar
Hal ini dapat menyebabkan distensi bagian atas perut.
Distensi ini terkadang berarti tidak ada cukup tekanan pada LES, dan tidak menutup dengan benar.
Berbaring terlalu cepat setelah makan besar
Ini juga dapat menciptakan lebih sedikit tekanan daripada yang dibutuhkan LES untuk berfungsi dengan baik.
Faktor risiko GERD
Baca juga: Selain Jenis Makanan, Adakah Pantangan Bagi Penderita GERD? Begini Ulasan Ahli Gizi
Baca juga: Mengapa Penderita GERD Tidak Boleh Konsumsi Makanan dalam Porsi Besar? Begini Ulasan Ahli Gizi
Sekali lagi, tidak ada satu penyebab GERD, ada pilihan gaya hidup dan faktor kesehatan tertentu yang dapat membuat diagnosis lebih mungkin, termasuk:
- hidup dengan obesitas
- sedang hamil
- hidup dengan gangguan jaringan ikat
- merokok
- sering makan dalam porsi besar
- secara konsisten berbaring atau tidur segera setelah makan
- makan banyak jenis makanan tertentu, seperti gorengan atau produk tomat
- minum jenis minuman tertentu, seperti soda, kopi, atau alkohol
- menggunakan banyak obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)