TRIBUNHEALTH.COM - Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa epilepsi mempengaruhi sekitar 50 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 80% tinggal di negara berpenghasilan rendah atau menengah.
Gejala utama bagi kebanyakan orang dengan epilepsi adalah kejang.
Kejang terjadi akibat adanya lonjakan aktivitas listrik di otak, yang bisa mempengaruhi seluruh tubuh.
Selain mengelola kejang, penderita epilepsi sering kali harus berurusan dengan stigma.
Banyak mitos seputar epilepsi yang membuat penderitanya menerima stigma tersebut.
Dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, 5 hal ini adalah mitos dari epilepsi.
1. Siapapun yang mengalami kejang menderita epilepsi
Baca juga: Gangguan Otak Menyebabkan Gangguan Fungsional, dr. Zainal Mutaqqin: Misalnya Parkinson dan Epilepsi
Baca juga: Tips Pertolongan Pertama pada Epilepsi dari dr. Felix Adrian, Sp.N, Tak Perlu Sumbat Mulut
Meskipun epilepsi mungkin merupakan kondisi kejang yang paling terkenal, itu bukan satu-satunya.
Epilepsi disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak, sedangkan kondisi lain mungkin memiliki mekanisme yang berbeda.
Misalnya, gula darah rendah atau masalah dengan cara fungsi jantung dapat menyebabkan kejang non-epilepsi.
Bentuk kejang non-epilepsi yang paling umum adalah kejang disosiatif, atau kejang non-epilepsi psikogenik (PNES).
PNES memiliki hubungan dengan berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan mental dan trauma psikologis.
Perlu dicatat bahwa diperkirakan 10% orang dengan PNES juga mengalami serangan epilepsi.
2. Penderita epilepsi tidak bisa bekerja
Baca juga: Tak Selalu Kejang, Gejala Epilepsi Bisa Jadi Hanya Bengong, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini
Ini adalah mitos.
Seperti yang dikatakan Dr. Segil kepada Medical News Today, orang dengan epilepsi atau yang mengalami kejang “dapat bekerja ketika kejang mereka dikendalikan oleh obat-obatan.”
“Hanya ada beberapa contoh di mana memiliki gangguan kejang mendiskualifikasi orang dari pekerjaan, dan ini termasuk menjadi pilot dan sopir truk.”
3. Epilepsi itu menular
Ini adalah mitos lama yang masih berlaku, terutama di beberapa bagian dunia, tetapi tidak memiliki dasar fakta.