dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U Ungkap Jika Pembesaran Kelenjar Prostat Bersifat Natural dan Alamiah

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi pembesaran prostat pada pria, dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U jelaskan penyebabnya

TRIBUNHEALTH.COM - Pembesaran kelenjar prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) ialah kondisi ketika kelenjar prostat membesar.

Hal ini menyebabkan aliran urian menjadi tidak lancar, sehingga saat buang air kecil akan terasa tidak tuntas.

Namun perlu diingat, tidak semua pembesaran kelenjar prostat menimbulkan keluhan buang air kecil, baik buang air kecil terus atau tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Menurut dokter, pembesaran kelenjar prostat bersifat natural dan alamiah.

Baca juga: Disfungsi Orgasme Bisa Pengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga, Penting untuk Atasi Penyebabnya

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Healthy Talk edisi 06 November 2021.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter dalam mencegah gangguan prostat, begini ulasan dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U (GridHEALTH.id)

Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal pada seorang pria dengan usia yang semakin tua.

Dimana hormon testosteron turun dan terdapat gangguan hormonal, ditambah adanya proses kematian sel yang terganggu.

Sehingga sel yang sudah saatnya mati menjadi tidak mati dan semakin bertumbuh.

Kelenjar prostat hanya dimiliki oleh kaum laki-laki.

Maka dari itu, gangguan tersebut hanya terjadi pada kaum laki-laki.

Dokter menuturkan jika penyebabnya adalah proses alami.

Baca juga: Penyebab dan Pengobatan Disfungsi Orgasme, Bisa Berupa Tindakan Medis hingga Psikoterapi

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya gangguan prostat adalah sindrom metabolik.

Seperti sakit gula atau diabetes melitus, hipertensi atau tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, trigliserida tinggi, serta obesitas.

Ditambah dengan faktor pencetus terjadinya karsinogenik seperti kebiasaan merokok yang menyebabkan dapat meningkatkan seseorang terkena penyakit tersebut.

Dokter menambahkan jika faktor keturunan juga tidak bisa dihindari.

"Bagi keluarga yang memiliki riwayat kanker, tentunya tindaklanjutnya akan berbeda," imbuhnya.

Dimana perlunya dilakukan screening untuk mendeteksi terjadinya kanker prostat.

Ilustrasi pemeriksaan gangguan prostat, dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U sarankan lakukan pemeriksaan PSA (freepik.com)

Sehingga disarankan untuk cek PSA atau prostate spesific antigen pada seorang pria.

PSA merupakan tes pengukuran kadar antigen dalam darah.

Pemeriksaan PSA pada laki-laki normal disarankan pada usia 50 tahun dan dilakukan screening general check up.

Halaman
12