Jadi ada kemungkinan bahwa pasien yan berobat memakai antibiotik bisa sembuh.
Namun adapula yang berulang. Yaitu kronis.
Jadi rata-rata pasien datang dengan penyakit usus buntu bukan yang pertama kali.
Makanya untuk sekarang resep antibiotik harus ada resep dokter.
Selanjutnya pada pasien kronis, ketika sudah minum antibiotik tetapi kambuh berulang.
Saya pernah menemukan pasien yang mengeluhkan mengalami kondisi apendisitis 3 hingga 4 kali, teryata dia melakukan pengobatan sendiri selama ini.
Baca juga: Simak! dr. Andreas Cahyo Nugroho Sp.B Jabarkan Kebiasaan yang Menyebabkan Seseorang Alami Usus Buntu
Padahal tindakan tersebut tidak boleh. Karena pasien mungkin tidak tahu bahayanya.
Seharusnya itu kan mendapatkan pemeriksaan tambahan.
Bisa scan atau USG. Untuk mengetahui kondisi usus buntu telah mengalami pelebaran, pembesaran, tanda-tanda akud usus buntu atau belum.
Jadi kalau mengobati sendiri, kemungkinan yang terjadi adalah kemungkinan ke 3. Jadi bisa pecah usus buntunya.
Hal ini mengakibatkan cairan dalam usus buntu bisa keluar ke katup abdomen dan menyebabkan peradangan di peritoneal (peradangan di dalam perut).
Jadi pasien biasanya datang dengan kondisi vital sign yang tidak bagus.
Tensinya jelek, nadinya meningkat dengan cepat, suhu tinggi, perutnya menjadi kejang,dan terkadang ad apasien yang bisa sampai meninggal sebelum ke rumah sakit.
Baca juga: Berikut Gejala yang Bisa Dikenali bila Alami Usus Buntu, Simak Ulasan dr. Andreas Cahyo Nugroho Sp.B
Karena tidak tahu sakit apa dan penanganannya terlambat, yang mungkin disebabkan jauh dari pusat kesehatan.
Padahal hal-hal tersebut bisa diantisipasi dengan memeriksakan secara dini ke dokter.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)