Dokter Sebut Penularan Virus HPV Melalui Hubungan Seksual

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi kanker serviks

TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks atau kanker leher rahim sebagian besar desebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Infeksi HPV pada wanita bisa menyebabkan pertumbuhan sel pada serviks abnormal.

Pada sebagian wanita, gangguan tersebut dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Tak sedikit wanita meninggal dunia karena kanker leher rahim. 

Kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang ditemukan penyebabnya adalah virus. 

Padahal kanker ini bisa dicegah dengan pemberian vaksin HPV.

ilustrasi kanker serviks (tribunnews.com)
  1. Baca juga: dr. Aditya, M Biomed Jelaskan Long Covid Bisa Memicu Munculnya Penyakit Baru

Imunisasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks.

Hasil penelitian menunjunkkan vaksin paling efektif diberikan pada usia 9-13 tahun.

Kekebalan pada usia 9-13 tahun lebih tinggi, daripada melebihi usia tersebut.

Mengapa dilakukan vaksin pada usia antara 9 sampai dengan 13 tahun?

Karena berasumsi pada usia tersebut belum ada hubungan seks.

Pada umumnya, infeksi virus ini ditemukan pada hubungan seksual.

Terutama apabila sering berganti-ganti pasangan, dan tentunya akan beresiko lebih tinggi.

Baca juga: Apakah Penyakit Vitiligo Bisa Sembuh Total? Simak Ulasan dr. Arini Widodo, Sp.KK

Berdasarkan hasil penelitian, jika diberikan kepada anak yang sudah melakukan hubungan seks maka angka keberhasilan lebih rendah.

Apabila pemberian vaksin diatas usia 9-13, maka dosisnya tidak bisa diberi 2 dosis.

Jika dibawah usia 13, 2 dosis sudah cukup, dan apabila diatas usia 13 harus 3 dosis.

Pada penyuntikan 2 dosis, jarak penyuntikan antara 6-15 bulan, dan akan dilakukan pada jarak 12 bulan.

Penyuntikan vaksin HPV terdapat 2 tahap dalam 1 tahun.

Biasanya dilakukan pada yang menduduki kelas 5 dan kelas 6 SD.

Tidak hanya pada anak usia dibawah 13 tahun, wanita dewasa juga bisa melakukan vaksinasi HPV.

Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas TV, bersama dengan dr. Jeni Soepardi, Direktur surveilans, karantina kesehatan & kementrian kesehatan. Rabu (29/11/2017)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)