Benarkah Keluhan Mata Minus Akibat Seringnya Menatap Layar Smartphone dan Komputer?

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi mengalami keluhan mata minus

TRIBUNHEALTH.COM - Penggunaan smartphone atau komputer terlalu lama tidak langsung muncul keluhan minus.

Minus dipengaruhi oleh 3 hal, yakni:

- Karena mata minus terjadi akibat bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan selaput bening mata (kornea).

- Selain itu bisa saja karena kelengkungan lensa mata, bahkan indeks bias.

- Indeks bias yakni terdapat cairan pada bola mata yang bisa membuat indeks bias meningkat atau menurun.

Terjadinya indeks bias akan berpengaruh pada penglihatan pasien diabetes melitus atau kencing manis.

- Faktor lingkungan dan genetik juga bisa mempengaruhi terjadinya mata minus.

ilustrasi mengalami keluhan mata minus (grid.id)

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Mata Akibat Seringnya Belajar Daring selama Pandemi

Penggunaan smartphone dan laptop terus menerus tanpa istirahat, sudah ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa akan timbul keluhan mata lelah.

Lebih cenderung akan timbul mata lelah, seperti rasa pegal pada mata.

Tidak hanya mata lelah, tapi bisa menjadi suatu kumpulan atau disebut dengan Computer vision syndrome.

Pada istilah Computer vision syndrome, jika kurang berkedip maka akan menimbulkan rasa terbakar atau rasa panas pada mata.

Bahkan terkadang pandangan menjadi buram.

Jika mengalami buram pada mata, terdapat media refraksi yang dilalui oleh sinar biru salah satunya didepan mata terdapat air mata.

Ketika komponen air mata ada yang berubah, timbullah keluhan mata buram.

Jadi tidak selalu terjadi keluhan buram karena mata minus.

Baca juga: Apakah di Antara Obat Penyitas Covid-19 Bisa Membawa Dampak yang Fatal ketika Diberikan?

Terdapat kumpulan gejala karena terlalu intens atau telalu sering menatap layar dengan jarak dekat.

Lensa mata akan terus bekerja sehingga menyebabkan kelelahan pada mata.

Apabila muncul keluhan seperti buram, rasa terbakar, atau mata pegal dan berair bahkan memerah, jika khawatir diperbolehkan untuk cek ke dokter mata.

Dokter mata akan melihat dan memantau, apakah yang dikhawatirkan akan timbul mata minus.

Pantauan dokter tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan intens.

Halaman
12