TRIBUNHEALTH.COM - Secara umum faktor penyebab terjadinya henti jantung adalah kolesterol yang tinggi, kadar lemak yanti tinggi, penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi atau hipertensi, sering stres, kegemukan atau obesitas, kurang gerak dan sebagainya.
Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat memicu terjadinya henti jantung.
Henti jantung seringkali terjadi pada atlet atau olahragawan.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Forensik Klinis dan Pegiat SAR, dr. Siswo Putranto Santoso dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 25 Juni 2021, dokter jelaskan risiko penyebab henti jantung.
Baca juga: Dokter: Boleh Konsumsi Puyuh, namun Harus Sesuai Batasan karena Mengandung Tinggi Kolesterol
Logikanya atlet pasti sehat.
Dokter sarankan saat olahraga mulai dari yang ringan dan jangan langsung berat.
Hal ini mengakibatkan jantung tidak mampu.
Cara kerja jantung harus bertahap.
Sehingga jantung bisa menyiapkan dan beradaptasi.
Henti jantung bisa terjadi pada siapa saja.
Tidak harus seseorang mengalami masalah pada jantungnya.
Akan tetapi, jika memiliki penyakit bawaan pada jantung risiko terjadinya henti jantung bisa lebih cepat.
Waktu emas melakukan penyelamatan dengan CPR adalah 3 hingga 4 menit.
Baca juga: Dokter: Menu Tunggal Hanya Evaluasi 1 Minggu Pertama untuk Melihat Ada Alergi atau Tidak
Dalam waktu 3-4 menit pertama, ketika kita menyaksikan atau menjadi saksi mata, segera lakukan CPR.
CPR memang tidak mudah dilakukan.
Kita harus mengetahui teknik dan cara CPR.
Umumnya tindakan CPR dapat menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung.
Penjelasan Dokter Spesialis Forensik Klinis dan Pegiat SAR, dr. Siswo Putranto Santoso dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 25 Juni 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)