TRIBUNHEALTH.COM - Ada beberapa kondisi ibu hamil yang rawan terjadi hiperemesis gravidarum.
Dokter sebut jika pada kehamilan pertama rawan mengalami hiperemesis gravidarum.
Hal ini dikarenakan ibu hamil belum bisa mengelola stres dengan baik.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.H dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health, dokter sebutkan kondisi rawan terjadinya hiperemesis gravidarum.
Baca juga: Dokter Tegaskan Obat Kumur Tidak Membuat Masalah Mulut Menjadi Selesai
Dimana ada keluhan sedikit mengalami mual dan muntah.
Selain itu, pada kehamilan kembar hormon HCG meningkat.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum.
Kondisi-kondisi dengan penyakit tertentu seperti hipertensi, kencing manis, atau pada kehamilan anggur.
Dokter tegaskan jika pada kehamilan pertama ibu hamil sangat butuh didampingi oleh suami.
Jika ditelusuri hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan keguguran.
Namun tidak terjadi secara langsung.
Kondisi ini terjadi karena terdapat penyumbatan pembuluh darah.
Penyumbatan pembuluh darah menyebabkan proses berkembangnya janin menjadi terhambat.
Sehingga akan terjadi proses aliran darah menuju janin menjadi berkurang.
Baca juga: drg. Sarah Mersil Jelaskan Jika Penyakit yang Diderita Pasien Dapat Memicu Terjadinya Bau Mulut
Pada akhirnya terjadilah keguguran.
Dokter kandungan mengimbau, ibu hamil harus sering makan walaupun hanya sedikit tetapi sering.
Dampak terjadinya hiperemesis gravidarum akan dirasakan pada saat kehamilan.
Namun tidak dipungkiri setelah lahiran juga akan merasakan dampak dari hiperemesis gravidarum.
Penjelasan Dokter Spesialis Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.H dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 08 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.