Agar Orangtua Tak Khawatir Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Psikolog Bagikan Tips Berikut Ini

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati
Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020.

TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah tengah merencanakan pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang.

Hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan orangtua.

Pasalnya situasi pandemi Covid-19 belum membaik.

Bahkan kasus positif mengalami pelonjakan di beberapa daerah.

Terkait hal ini, Psikolog Klinis Ratih Zulhaqqi, menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua agar tidak khawatir.

Hal itu pa jelaskan ketika menjadi narasumber program Ayo Sehat Kompas TV, edisi Selasa (15/6/2021).

Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Pentingnya Membersihkan Gigi Anak setelah Makan atau Minum

Baca juga: Psikolog Menjelaskan Dampak Psikologis Masyarakat yang Tidak Terjangkit Virus Covid-19

Siswa SD Islam Al Azhar 4 Muhammad Risyad (10) mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring dari kediamannya di Bintaro, Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Sebenarnya untuk mengatasi kekhawatiran kita, perlu melihat kapabilitas anak kita ini sudah sampai se-aware apa sih tentang situasi yang terjadi," katanya, dikutip TribunHealth.com.

Dia mencontohkan anak usia SD, yang masih memiliki self regulation terbatas.

Apa lagi, proses belajar mereka masih banyak melibatkan pergerakan fisik.

"Kemungkinan mereka untuk melepas masker itu sangat mungkin."

"Akhirnya nanti jadi tambah khawatir," tandasnya.

Selain itu, orangtua juga perlu melihat kesiapan sekolah sebagai penyelenggara.

PEMBELAJARAN JARAK JAUH - Suasana pembelajaran jarak jauh (PJJ) / online (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca juga: Apa Saja Asupan Gizi yang Diperlukan Anak Usia Sekolah? Berikut Penjelasan Ahli Gizi

Baca juga: Mengenal Stunting dan Berbagai Dampaknya pada Anak, Bisa Ganggu Kecerdasan dan Prestasi di Sekolah

Seandainya dilakukan pembelajaran offline, seperti apa mekanisme yang akan dilakukan.

Selanjutnya, orangtua bisa memutuskan yang terbaik untuk buah hati, apakah perlu melakukan pembelajaran tatap muka atau cukup online.

Sebagai informasi, satu di antara syarat pembelajaran tatap muka adalah izin orangtua.

Dengan demikian, orangtua bisa mempertimbangkan lebih matang berbagai aspek yang ada.

Ilustrasi belajar online --- Selama wabah Covid-19 masih berlangsung dan belum ada tanda-tanda mereda, seluruh aktivitas umumnya dilakukan di rumah melalui sistem dalam jaringan (daring), tidak terkecuali pendidikan yang ikut terkena dampak wabah Covid-19. Hal ini tidak menyurutkan semangat belajar mengajar seperti di SMP IT PAPB Semarang, Senin (27/04/20). Kondisi ini diharapkan tidak sampai mematahkan semangat belajar siswa-siswi, karena pendidikan untuk mereka tetap menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan bersama. Dalam program ini, setiap sesi akan dibimbing oleh seorang guru dengan jumlah siswa untuk memastikan efektifitas kegiatan belajar. Selain itu, tersedia juga berbagai materi yang interaktif sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah untuk dipahami. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Berikut ini adalah syarat lengkap diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas.

  1. Maksimal siswa yang hadir bersamaan adalah 25 persen dari total siswa.
  2. Sekolah hanya diperbolehkan melakukan pertemuan maksimal 2 hari dalam satu minggu.
  3. Durasi pembelajaran di sekolah maksimal 2 jam per hari.
  4. Semua guru sudah divaksin.
  5. Mendapatkan izin dari orangtua.

Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)