Waspada! Pencabutan Gigi yang Tidak Normal Dapat Menyebabkan Infeksi, Berikut Penjelasannya

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi pencabutan gigi yang dilakukan oleh dokter

TRIBUNHEALTH.COM - Urat saraf yang terdapat pada rongga gigi sebagai fungsi sensorik, yaitu berfungsi merasakan suhu panas atau dingin pada makanan.

Pada saat rongga gigi dan jaringannya rusak, dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk berkembang biak hingga terjadi infeksi.

Infeksi pada rongga gigi dapat menyebabkan abses dan menimbulkan gejala:

- Pembengkakan leher, kepada, dan wajah

- Gigi ngilu dan nyeri

- Keluar cairan dari infeksi

- Hancurnya tulang ujung akkar gigi.

Ilustrasi pencabutan gigi yang dilakukan oleh dokter (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: Dokter Tegaskan bahwa Penyakit Stroke Sebenarnya Dapat Dicegah Sejak Dini

Untuk gigi yang tertinggal setelah terjadinya pencabutan sangat disarankan ke depannya untuk melakukan pencabutan kembali.

Pada saat awal pencabutan, ada akar yang tertinggal dan terlalu dalam sehingga dilakukan pembedahan yang lebih kompleks.

Terkadang sisa akar yang cukup dalam akan ditutup terlebih dahulu tapi tetap dilakukan kontrol infeksi.

Dilakukannya kontrol infeksi untuk mencegah terjadinya pembengkakan, dan keluhan ke depannya.

Dengan kondisi tubuh kita yang cukup baik dan tidak ada infeksi, sisa akar nanti lama-kelamaan akan muncul di permukaan gusi.

Ilustrasi pemeriksaan gigi yang dilakukan oleh dokter (Freepik.com)

Baca juga: Dok, Benarkan Ada Perbedaan pada Perawatan Veneer dan Bleaching Gigi?

Kurang lebih 3-4 bulan dilakukan kontrol kembali.

Pada saat akar sudah muncul ke permukaan gusi, bisa dilakukan pencabutan seperti biasa.

Akar tersebut tidak akan hilang begitu saja, harus dilakukan pencabutan oleh dokter.

Ini disampaikan channel YouTube KompasTV, bersama dengan Drg. Citra Paramita, Dokter spesialis ortodonsia. Jumat (22/1/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)