drg. Citra Paramita Jelaskan Mengenai Gigi Edge to Edge, Simak Ulasan Berikut

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi memiliki gigi putih dan rapi

TRIBUNHEALTH.COM - Edge to egde gigi merupakan suatu kondisi dimana gigi anterior atau gigi seri bagian atas dan gigi seri bagian bawah terjadi kontak.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Ortodonsia, drg. Citra Paramita menanggapi pertanyaan dari @yorrywardhani mengenai edge to egde gigi dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Sapa Indonesia Pagi (20/08/2020).

Normalnya gigi seri atas berada di depan sekitar 2-3 mm dibandingkan dengan gigi bawah.

drg. Citra menjelaskan kondisi ini dalam kedokteran ortodonsi sering disebut dengan maloklusi kelas III.

Penyebab terjadinya maloklusi kelas III bermacam-macam, salah satunya adalah terjadinys skeletal atau tulang dan juga bisa disebabkan karena dental.

Kondisi ini bisa disebabkan karena adanya under development dari rahang atas atau over development dari rahang bawah.

Baca juga: Apakah Gigi Tertinggal Bisa Menyebabkan Bau Mulut? Simak Penjelaskan Dokter Gigi Berikut

Baca juga: Apakah Gigi Berlubang Bisa Menjadi Penyebab Gigi Ngilu? Berikut Penjelasan Dokter

Ilustrasi memiliki gigi edge to edge (kompas.com)

"Pada saat giginya mengatup, terjadi kontak prematur dari gigi rahang atas dan gigi rahang bawah," terang drg. Citra.

"Atau mungkin juga terjadinya kekurangan gigi pada lengkung rahang atas, sehingga rahang atas menjadi lebih sempit," lanjut dari drg. Citra.

drg. Citra menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah ini dapat melakukan perawatan ortodonti.

Perawatan ortodonti adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki posisi gigi agar tidak berjejal.

"Jadi nanti dokter gigi spesialis orto akan melakukan analisa, apakah gigi tersebut disebabkan karena skeletal atau disebabkan oleh dental," jelas drg. Citra.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan pada Sisa Akar Gigi yang Tertinggal? Berikut Penjelasan Dokter Gigi

Baca juga: Jangan Asal Pasang Kawat Gigi, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini

Ilustrasi dokter gigi. (Freepik.com)

"Setelah hal tersebut diketahui, dokter gigi akan melakukan treatment lanjutannya," lanjutnya.

Dampak yang terjadi dari hal ini, jika gigi edge to edge dibiarkan dapat menyebabkan traumatik oklusi.

"Jadi gigi dengan beban kunyahnya tidak baik, akan menyebabkan hantaran gigi yang tidak baik juga," jelas drg. Citra.

"Gigi tersebut bisa mengalami gigi goyang dan lain sebagainya," jelasnya.

Baca juga: Mengenal Scaling Gigi dan Manfaatnya untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

drg. Citra menjelaskan bahwa gigitan yang tidak stabil bisa menyebabkan temporomandibular disorder.

"Jadi akan terjadi gangguan pada persendian pada rahang," ungkap drg. Citra.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortodonsia, drg. Citra Paramita pada tayangan YouTube Kompas Tv program Sapa Indonesia Pagi 20 Agustus 2020.

Baca juga: Mengenal Impaksi Gigi, Apakah Harus Dicabut Atau Tidak? Simak Ulasan Dokter

Baca juga: Simak Ini Penyebab Gigi Kuning yang Perlu Diketahui

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)