"Jadi tidak mengalami hemofilia."
Baca juga: Dok, Apakah Kasus Hemofilia di Indonesia Tergolong Tinggi?
Karena dalam hal ini, seorang ayah akan menurunkan kromosom Y pada anak laki-laki, sedangkan X nya di dapat dari ibunya yang normal atau tidak memiliki kelainan hemofilia.
Namun jika anak perempuan, anak perempuan tersebut akan menerima kromosom X dari ayah dan kromosom X juga dari Ibu.
Perempuan memiliki dua kromosom X.
"Jadi dia menerima kromosom X dari ayahnya, anak ini akan memiliki kromosom X dengan hemofilia dari ayahnya dan kromosom X tanpa hemofilia dari ibunya," ungkap dr. Novie.
"Sehingga anak ini nanti akan menjadi pembawa sifat."
"Karena anak ini masih memiliki X satu yang normal dari ibunya, anak perempuan biasanya hanya pembawa sifat saja," terang dr. Novie.
dr. Novie menjelaskan kasus keturunan hemofilia dengan faktor pembawa dari ibunya.
"Jika seorang ibu dengan hemofila dan seorang ayah tanpa hemofilia, jika memiliki anak laki-laki dia akan memiliki satu krosom X dari ibu dan kita tidak pernah tau apakah anak tersebut akan dapat X yang normal atau X yang hemofilia," ungkap dr. Novie.
Baca juga: Dok, Seperti Apakah Perawatan untuk Pasien Hemofilia?
Karena seorang ibu memiliki dua kromosom X yang satunya mengalami hemofilia dan satunya normal.
"Jadi untuk anak laki-laki, peluang untuk mendapatkan hemofilia sebesar 50% pada setiap kehamilan anak laki-laki," terang dr. Novie.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak, Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Novie Amelia Chozie dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat pada 26 April 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)